-->

Mengenal Peluang Bisnis Agen Laku Pandai Dari Berbagai Bank Nasional, Cara Dan Syaratnya Mudah Kok!


Apa itu Agen Laku Pandai


Pernah mendengar istilah Agen Laku Pandai? Kalau ada yang mengira ini semacam agen jasa pengiriman, salah besar. Karena ini tidak ada kaitan langsung dengan bisnis logistik. 

Istilah laku pandai memang kurang populer di masyarakat, tapi kalau ditanyakan apakah tahu BRI Link, kemungkinan lebih banyak orang yang pernah mendengarnya. Ya, bank BRI adalah salah satu bank peserta program Laku Pandai.

Apa Itu Laku Pandai?


Laku Pandai
adalah produk keuangan yang digagas OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Laku Pandai merupakan kependekan dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif. Layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) ini adalah bagian dari konsep inklusi keuangan yang sejak lama dicanangkan oleh Bank Indonesia.



Bank Indonesia (BI) mendefinisikan inklusi keuangan sebagai hak setiap orang untuk memiliki akses dan layanan penuh dari lembaga keuangan secara tepat waktu, nyaman, informatif, dan terjangkau biayanya dengan penghormatan penuh kepada harkat dan martabatnya. Atau secara mudahnya, inklusi keuangan dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki akun atau rekening bank dan dapat menyimpan, mengirimkan dan menerima pembayaran uang.

Pada prinsipnya, layanan keuangan terbuka untuk seluruh elemen masyarakat tanpa kecuali. Namun pada kenyataannya, sampai saat ini akses keuangan di Indonesia belum merata.

Inklusi keuangan alias pengetahuan dan pengalaman masyarakat terhadap produk industri keuangan masih rendah. Yang menikmati layanan perbankan umumnya baru sekelompok orang yang tinggal di wilayah perkotaan, kabupaten maupun kecamatan tertentu.

Pihak OJK sendiri mencatat, sampai tahun 2019 tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah, hanya 60% penduduk dewasa memiliki rekening bank. Sisanya masih tergolong unbankable atau belum tersentuh akses keuangan. (sumber)

Angka inklusi keuangan 60% tersebut masih tergolong rendah, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 260 juta jiwa, berarti ada sekitar 104 juta masyarakat yang belum terjamah layanan perbankan. Sedangkan pihak OJK menginginkan nilai inklusi keuangan masyarakat menjadi 75%.

Dengan kondisi tersebut, Indonesia dinilai masih menjadi satu negara yang tingkat inklusi keuangannya masih rendah.

Faktor Penyebab Rendahnya Infklusi Keuangan di Indonesia




Banyak faktor penyebabnya, tapi secara garis besar ada empat faktor yang melatarbelakangi rendahnya angka inklusi keuangan di Indonesia.

Pertama, faktor kondisi geografis Indonesia yang tersebar dalam ribuan pulau kecil menjadi hambatan bagi industri keuangan beroperasi hingga pelosok.

Kedua, mahalnya biaya untuk membangun jaringan kantor di seluruh Indonesia. Untuk melayani masyarakat di daerah terpencil atau wilayah pedalaman sangat tidak efisien bagi perbankan untuk mendirikan kantor cabang.

Ketiga, rendahnya penghasilan sebagian masyarakat membuat mereka belum mampu untuk menabung. Masih banyak masyarakat kita yang penghasilannya hanya cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga tidak ada kelebihan dana yang bisa disimpan dalam bentuk tabungan.

Keempat, rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait produk dan layanan jasa keuangan juga disinyalir menjadi sebab masih ada kelompok yang tak terjangkau industri ini. Akibatnya produk dan layanan industri keuangan, tidak bisa melayani seluruh masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pedesaan.

Disisi lain, bagi masyarakat yang memiliki sedikit dana lebih ada sikap enggan untuk berhubungan dengan pihak perbankan secara formal karena ada anggapan produk perbankan hanya ditujukan untuk kelompok berpenghasilan tertentu.

Laku Pandai Menjadi Solusi Percepatan Inklusi Keuangan


Menyikapi kondisi semacam itu, pihak OJK menghadirkan program Laku Pandai. Yaitu layanan keuangan tanpa kantor cabang melalui pihak ketiga. Yang dimaksud pihak ketiga ini adalah para agen yang nota bene adalah anggota masyarakat itu sendiri.

Melalui program Laku Pandai diharapkan dapat menjadi terobosan dalam menjangkau masyarakat di pelosok yang selama ini tidak tersentuh layanan perbankan. Dengan kata lain, melalui layanan Laku Pandai, tanpa harus mendirikan kantor cabang bank di daerah pedesaaan, masyarakat dapat mengakses layanan perbankan seperti halnya masyarakat di perkotaan.

Caranya, dengan mengajak masyarakat yang sudah menjadi nasabah bank untuk menjadi agen Laku Pandai yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan bank dalam melayani masyarakat. Disini agen Laku Pandai berperan sebagai perantara antara perbankan dan masyarakat yang tidak memiliki rekening bank.

Agen Laku Pandai hadir di tengah masyarakat luas bukan dalam bentuk tempat usaha yang khusus atau eksklusif, melainkan menyatu atau melebur dengan berbagai bentuk kegiatan usaha yang sebelumnya sudah dikenal oleh masyarakat sekitarnya.

Masyarakat yang memiliki usaha seperti toko sembako, snack, warung, konter HP, dll bisa menjadi agen Laku Pandai dan berfungsi sebagai perpanjangan tangan atau mitra pihak perbankan untuk melayani masyarakat di sekitar lokasi usaha.

Karena berada di tengah masyarakat bahkan di kampung-kampung, memudahkan agen Laku Pandai mengajak masyarakat di sekitarnya menjadi nasabah untuk memanfaatkan layanan keuangan modern dengan cara yang mudah dan tersedia setiap saat.

Untuk mengakses layanan perbankan, seperti tarik atau setor tunai, pembayaran cicilan atau asuransi, para nasabah bisa melakukannya melalui agen Laku Pandai, tanpa harus ke kantor cabang bank.

Tujuan utama program Laku Pandai adalah meningkatkan inklusi keuangan masyarakat. Namun pada akhirnya, meningkatnya inkluasi ini juga diharapkan akan meningkatkan kesejahteraaan masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi telah meluncurkan program Laku Pandai pada 26 Maret 2015. Dalam operasinya, bank yang ikut program ini merekrut agen di daerah atau di desa untuk mencari nasabah. Nasabah yang yang ingin mendaftar bisa langsung melalui agen Laku Pandai dengan sistem basic saving account (rekening tabungan biasa) dengan dengan syarat sangat mudah. 

Hasilnya, sejak pertama kali diluncurkan, program Laku Pandai terus berkembang. Angkanya terus meningkat dari waktu ke waktu. Sampai pertengahan 2019, jumlah agen penyalur Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif (Laku Pandai) mencapai 1,12 juta agen yang tersebar di 508 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah pembukaan rekening biasa mencapai 24,22 juta rekening. (sumber)

Menurut hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (2018), tingkat inklusi layanan laku pandai mencapai 43 persen dan mendorong pertumbuhan kepemilikan rekening menjadi 25 persen.

Kesimpulan LPEM UI, program laku pandai dan layanan keuangan digital secara signifikan mendorong tingkat inklusi keuangan atau akses masyarakat terhadap layanan keuangan. (sumber)

Ini berarti kehadiran program Laku Pandai memang dibutuhkan oleh masyarakat yang selama ini tidak tersentuh sistem perbankan.

Bank Peserta Laku Pandai


Pada awalnya, ada enam bank umum (BU) konvensional yang menjadi penyelenggarakan Laku Pandai, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, BTPN, dan BCA. Dengan berjalannya waktu makin bertambah jumlah bank yang bergabung.

Berdasarkan data dari OJK, sampai saat ini terdapat 28 bank penyelenggara program Laku Pandai.

Daftar bank peserta program Laku Pandai :
          
​  1. Bank Mandiri 
​  2. BRI
  3. BNI
  4. BTN
  5. BTPN
  6. BCA
  7. BPD Kaltim
  8. Bank Sinarmas
  9. Bank Bukopin
10. BRI Syariah
11. Bank Sahabat Sampoerna
12. Bank Jabat Banten (BJB)
13. Bank Jateng
14. BTPN Syariah
15. Bank Danamon
16. Bank Riau Kepri
17. Bank Artha Graha Internasional
18. Bank Jatim
19. BPD NTB
20. BPD NTT
21. BPK Lampung
22. BPD Sumsel Babel
23. BPD Bali
24. BPD Bengkulu
25. BPD Jambi
26. BPD Kalbar
27. BPD DIY
28. Nobu Bank

Dari jumlah bank peserta program Laku Pandai itu tidak semuanya agresif dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat agar menjadi agennya. Hal ini bisa kita lihat di setiap daerah, umumnya agen Laku Pandai yang bisa dijumpai berasal dari bank-bank tertentu saja.

Menurut data survei Helix Institute of Digital Finance, hingga September 2017, ada dua bank yang menguasai hingga 80% jaringan agen jasa keuangan digital di Indonesia. Yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk ( BRI) dan PT Bank Tabungan Pembangunan Nasional Tbk ( BTPN), masing-masing mengusai 51% dan 29% agen Laku Pandai. Sisanya BNI 10%, True Money 8 %, dan 2 persen bank lainnya. (sumber)

Kalau bank peserta Laku Pandai cenderung berkurang, hal sebaliknya terjadi pada jumlah agennya. Pada awal-awal program Laku Pandai jumlah agen hanya berkisar ribuan saja, saat ini jumlahnya melonjak secara signifikan, lebih dari 1 juta agen.

Hingga Juni 2019 jumlah agen Laku Pandai se Indonesia mencapai 1,12 juta agen. Sedangkan jumlah pembukaan rekening biasa Basic Saving Account (BSA) Laku Pandai mencapai 24,22 juta rekening. (sumber). Jumlah ini sudah melampaui target OJK sebanyak 1 juta agen Laku Pandai di tahun 2020 (sumber)

Keuntungan Menjadi Agen Laku Pandai


Tingginya minat masyarakat menjadi agen Laku Pandai jelas menunjukkan bahwa program layanan yang kerap disebut branchless banking ini diminati.

Tak hanya masyarakat secara umum yang mendapatkan keuntungan dengan adanya Laku Pandai ini. Agen Laku Pandai juga mendapatkan keuntungan, bahkan bisa dibilang keuntungan yang menggiurkan.

Setiap agen mempunyai jumlah keuntungan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan keuntungan yang ditawarkan oleh masing-masing bank juga berbeda. Dan kebijakan tersebut bisa saja berubah dari waktu ke waktu. 

Sebagai gambaran, jika Anda menjadi agen Laku Pandai untuk Bank Rakyat Indonesia (BRI), atau biasa disebut BRI-Link, BRI menawarkan komisi sebesar 50:50 untuk setiap transaksi.

Jadi bila ada nasabah yang melakukan transaksi tarik tunai, maka biaya administrasi yang dibayarkan nasabah tersebut akan dibagi setengah-setengah antara agen dan BRI.

Pembagian tersebut berlaku untuk semua transaksi, mulai dari pembelian pulsa, angsuran cicilan hingga pembayaran asuransi. Setiap biaya administrasi akan dibagi sama rata. Jika biaya administrasi Rp3.000, maka agen tersebut akan mendapat komisi Rp1.500

Berbeda lagi dengan komisi yang ditawarkan oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Agen Laku Pandai bank ini bernama BTPN WOW. 

Setiap warga yang membuka rekening nasabah, agen akan mendapat komisi sebesar Rp18.000.

Sementara, jika ada nasabah yang melakukan setor tunai atau tarik tunai, agen BTPN Wow akan diberikan komisi sebesar 1% dan 1,5% dari jumlah transaksi.

Namun, komisi tersebut dibatasi. Untuk komisi setor tunai, agen maksimal mendapatkan komisi sebesar Rp3.250. sementara tarik tunai maksimal mendapatkan komisi sebesar Rp 4.500.

Selain itu, agen akan memperoleh komisi sebesar Rp1.000 setiap nasabah melakukan pembelian pulsa telepon atau listrik.

Sedangkan riset yang dilakukan LPEMUI (2017) tentang layanan keuangan digital dan Laku Pandai yang dilakukan di dua kota/kabupaten Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), menunjukkan bahwa usaha keagenan Laku Pandai memberikan dampak positif bagi pemilik usaha.

Lebih dari 80 persen agen menyatakan, pendapatan dari usaha keagenan memenuhi ekspektasi mereka. Lalu sebanyak 50 persen dari agen menyatakan, usaha keagenan memberi dampak positif terhadap usaha utama. Sebaliknya, tidak ada yang menyatakan usaha keagenan berdampak negatif. 

Secara umum menjadi agen Laku Pandai menguntungkan, namun besarnya keuntungan tersebut tentunya juga tergantung pada kinerja agen itu sendiri.

Dari berbagai contoh agen Laku Pandai yang sukses, ada Hermanto di Desa Wakarleli, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, yang mampu meraih keuntungan hingga Rp 100 juta per bulan sebagai imbalan dari agen BRILink. (JawaPos)

Atau Sunarto, seorang guru di Medan, agen Laku Pandai BTPN Wow dari PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk di Binjai, yang memiliki nasabah hingga 2 ribu orang dan meraup penghasilan Rp 3 juta/bulan di tahun 2017 lalu. Bonus umroh gratis bersama istri pun ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya. (Kompas)

Contoh agen BRILink di Palu yang sukses
Agen BRILink Yusrah Zaenong di Kecamatan Tetanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Tribunnews.com)


Di Sulawesi ada suami istri Yusrah Zaenong dan Subiono, pedagang kelontong yang menuai sukses sebagai agen BRILink.

Hasil 7 tahun menjadi agen Laku Pandai, pasutri warga Kelurahan Nunu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah ini mampu membeli 1 unit mobil Toyota Calya dan sebidang tanah seharga ratusan juta di samping rumahnya. 

Bahkan setelah transaksi jasa keuangan sebagai agen BRILink semakin meningkat, akhirnya mereka menutup bisnis kelontong dan fokus menjadi agen BRILink. (Tribunnews)

Sangat menarik bukan?

Produk Laku Pandai


Pada dasarnya layanan Laku Pandai menawarkan produk-produk dasar perbankan berupa tabungan, kredit, dan asuransi mikro. Namun hingga saat ini yang menjadi prioritas adalah tabungan.




1. Tabungan Berkarakteristik Basic Saving Account

Tabungan berkarakteristik Basic Saving Account (BSA) adalah tabungan tanpa biaya administrasi bulanan yang memiliki karakteristik :

- Tidak ada batasan minimum, baik setor tunai ataupun saldo. Namun ada ketentuan maksimal oleh pihak bank, serta tak boleh melebihi batas yang ditentukan oleh peraturan OJK dengan jumlah saldo maksimum Rp20 juta serta transaksi debet kumulatif yang dilakukan dalam waktu sebulan maksimum sebesar 5 juta.
- Tidak terdapat biaya pembukaan dan penutupan rekening, biaya administrasi bulanan, dan transaksi kredit rekening.
- Tetap memperoleh bunga tabungan dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

2. Kredit Nasabah Mikro

Sama seperti nasabah bank umum, nasabah Laku Pandai juga bisa mengajukan pinjaman kredit mikro.

Kredit nasabah mikro bertujuan untuk membiayai kegiatan masyarakat yang dapat mendukung keuangan inklusif dan kegiatan usaha yang produktif seperti usaha ternak, pertanian, atau pendidikan anak. 

Untuk mendapatkan kredit ini, masyarakat harus menjadi nasabah tabungan BSA minimal 6 bulan.

3. Asuransi Mikro

Asuransi mikro adalah program asuransi yang memberikan perlindungan untuk masyarakat dengan penghasilan rendah. Premi asuransi dimulai dari Rp10.000 untuk masa keanggotaan satu tahun. 

Jenis asuransi yang terdapat dalam program asuransi mikro ini yaitu asuransi kesehatan (khusus demam berdarah dan tipus), asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, dan asuransi gempa bumi.

4. Jasa Keuangan/Pembayaran

Selain ketiga produk dasar tadi, agen Laku Pandai juga bisa melayani transaksi keuangan lainnya seperti transfer, setor dan tarik tunai, penjualan voucher pulsa telepon seluler dan listrik, serta pembayaran tagihan telepon dan PDAM, cicilan, dan iuran BPJS. 

Jenis layanan tambahan ini akan terus bertambah sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat dan tidak semua bank memiliki layanan serupa. 

Cara Dan Syarat Menjadi Agen Laku Pandai


Siapa saja yang bisa menjadi agen Laku Pandai? 

Program Laku Pandai memungkinkan siapa pun bisa menjadi agen bank tertentu yang melayani transaksi nasabah. Baik perorangan maupun badan usaha yang memenuhi sejumlah persyaratan bisa mengajukan menjadi agen Laku Pandai dengan bekerjasama dengan bank penyelenggara.

Berikut persyaratan umum menjadi agen Laku Pandai dari berbagai bank, yaitu :


- Syarat administratif yaitu mempunyai KTP dan Kartu Keluarga
- Calon agen merupakan warga setempat yang sudah dikenali masyarakat sekitar
- Calon agen harus merupakan nasabah bank bersangkutan minimal selama dua tahun dan mempunyai riwayat transaksi yang baik
- Memiliki usaha utama yang telah beroperasi setidaknya selama dua tahun dan memiliki lokasi yang strategis.
- Bila calon agen juga merupakan nasabah kredit, maka harus memiliki riwayat membayar cicilan tepat waktu selama enam bulan terakhir.

Tentu saja selain persyaratan tadi, setiap bank bisa saja memiliki persyaratan tambahan yang berbeda antara satu dengan lainnya. 

Anda bisa mendaftarkan diri menjadi agen Laku Pandai dengan menghubungi bank peserta yang terdapat di kota Anda.  



Baca Juga:


Agen Laku Pandai Peluang Bisnis Yang Menjanjikan


Sebagai penutup dapat disimpulkan, Laku pandai merupakan layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif yang terbukti mampu meningkatkan jumlah pemilik rekening pribadi di Indonesia. 

Keberadaan program Laku Pandai dinilai cukup sukses menjangkau masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan formal. Program Laku Pandai yang bertujuan untuk menyediakan layanan perbankan dan layanan keuangan lain pada masyarakat menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.

Data dan fakta di lapangan menunjukkan, program Laku Pandai berhasil menjangkau masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan formal. 

Beberapa contoh pun membuktikan dari menjadi agen Laku Pandai, hasilnya tak kalah dengan jenis usaha lain. Ada agen Laku Pandai yang mampu membeli tanah, membangun rumah, membeli motor dan mobil, bahkan ada yang bisa naik umroh. Ini berarti, menjadi agen Laku Pandai merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Bukan bisnis ecek-ecek namun layak diperhitungkan. 

Labels: Bisnis Keuangan, Laku Pandai

Thanks for reading Mengenal Peluang Bisnis Agen Laku Pandai Dari Berbagai Bank Nasional, Cara Dan Syaratnya Mudah Kok!. Please share this article.

Share:

0 Komentar untuk "Mengenal Peluang Bisnis Agen Laku Pandai Dari Berbagai Bank Nasional, Cara Dan Syaratnya Mudah Kok!"

- Komentar diluar topik tidak akan ditampilkan.
- Komentar dengan identitas akan lebih dihargai.