-->

Siapa Diantara SiCepat Ekspres, J&T atau Shipper Bakal Menjadi Unicorn Logistik Pertama Di Indonesia?



Startup logistik pertama di Indonesia
Siapa startup unicorn logistik pertama di Indonesia?


Pemberitaan oleh situs Klikjatim menyebutkan bahwa Si Cepat Jadi Unicorn Pertama Perusahaan Bidang Kurir Logistik. Dalam pemberitaan tersebut disebutkan sejumlah pencapaian yang berhasil dicapai jasa kurir SiCepat selama ini, sehingga membawa nama SiCepat menjadi perusahaan ekspedisi pertama peraih predikat Unicorn di Indonesia.

Menjadi pertanyaan, benarkah SiCepat Ekspres layak disebut sebagai startup pertama bisnis kurir Indonesia yang meraih predikat Unicorn?

Yang menarik, pemberitaan lain justru santer menyebut calon serius Unicorn berikutnya dari Indonesia adalah perusahaan logistik lainnya.  

Menurut Kompas, predikat unicorn logistik Indonesia lebih cocok disematkan pada Shipper, sebuah perusahaan agregator logistik. 

Sementara menurut Bisnis.com,  J&T Express yang justru berpotensi meraih predikat unicorn logistik pertama Indonesia, menyusul pemberitaaan bahwa perusahaan ini akan melakukan IPO di AS.

Lalu siapa diantara SiCepat, Shipper atau J&T Express yang lebih dulu menyandang status unicorn kurir pertama Indonesia? 




Kriteria Unicorn


Tentu yang pertama harus dipahami adalah status unicorn itu sendiri seperti apa? Unicorn adalah status yang disematkan pada perusahaan rintisan (startup) yang memiliki valuasi (nilai pasar) sebesar lebih dari USD 1 miliar atau sekitar 14 sekian triliun rupiah.

Sampai akhir 2020, ada lima perusahaan Indonesia yang sudah digolongkan dalam kelompok unicorn, yaitu : 
- Gojek (nilai valuasi USD 10 M setara Rp 140 triliun)
- Tokopedia (nilai valuasi US$ 7 Miliar atau setara Rp 98 triliun)
- OVO (nilai valuasi USD 2,9 miliar atau setara Rp 41 triliun)
- Bukalapak (nilai valuasi USD 2,5 miliar atau setara Rp 35 triliun)
- Traveloka (nilai valuasi USD 2 miliar atau setara 28 triliun)

Dari lima unicorn tersebut, yang menarik ada dua perusahaan startup marketplace, yaitu Tokopedia dan Bukalapak. Besarnya nilai investasi pada dua marketplace tersebut sejalan dengan tingginya tren belanja online di kalangan masyarakat Indonesia.

Menurut data Kontan, sepanjang tahun 2020 lalu total nilai transaksi dari 14 marketplace terbesar di Indonesia tercatat sebesar Rp 327, 49 triliun. Dari ribuan transaksi di berbagai marketplace itu lahirlah peluang bisnis lain yang tak kalah menggiurkannya, jasa logistik.

Pada tahun 2017 lalu, nilai pasar industri logistik di Tanah Air mencapai Rp 2.100 triliun, dengan . tingkat pertumbuhan mencapai 14,7 persen (Republika). Jika prediksi pertumbuhan ini berjalan konstan, maka pada 2021 pasar logistik Indonesia mencapai Rp 3.67 triliun.

Perkiraan tersebut ternyata mendekati data Ken Research pada Indonesia Logistics and Warehousing Market by Sector (2018), bahwa pendapatan pasar logistik Indonesia diperkirakan mencapai USD 240 miliar pada tahun 2021, atau sekitar Rp 3.455 triliun. (Terralogiq

Pertumbuhan e-commerce secara umum dan efek domino yang dihasilkan terhadap bisnis jasa pengiriman barang atau logistik telah menempatkan startup logistik pada posisi primadona. Dimana pada saat ini sekitar 85% omset pengiriman berasal dari transaksi e-commerce, khususnya marketplace.

Dengan geliat sektor e-commerce yang mengalami pertumbuhan berkesinambungan, maka sangat logis jika jasa pengiriman yang berasal dari komunitas startup banyak menjadi incaran investor luar negeri. Mereka dengan mudah meraih berbagai seri pendanaan yang dibuka.



Maka, pertanyaannya, siapa startup logistik Indonesia yang bakal meraih predikat unicorn pertama kali? Apakah SiCepat, J&T Express atau Shipper? 

Dari ketiga kandidat tersebut, mungkin nama yang terakhir masih kurang familiar untuk masyarakat Indonesia. Tapi siapa tahu justru bakal menjadi kuda hitam? 


SiCepat Ekspres


SiCepat Ekspres calon starup unicorn Indonesia


Harus diakui, sejak debutnya pertama kali pada tahun 2014 sebagai perusahaan jasa pengiriman Indonesia, raihan prestasi dan penghargaan SiCepat Ekspres memang terbilang sangat impresif.

Hanya dalam waktu 5 tahun SiCepat mampu mensejajarkan diri dalam deretan papan atas jasa pengiriman terkemuka di Indonesia.

Sejalan dengan pertumbuhan bisnisnya, pada tahun 2019 lalu, SiCepat Ekspres mampu menunjukkan pertumbuhan pengiriman hingga 400% dengan total revenue hingga 197%.
 
Prestasi ini membawa SiCepat meraih penghargaan Indonesia Business News Award 2019 dalam kategori The Best Growth Strategy in Logistic Industry 2019.


Baca Juga:


 
Pada artikel tertanggal 5 April 2020 di web Sahabatsicepat.com, disebutkan bahwa perkembangan pesat SiCepat Ekspres selama 6 tahun terakhir telah sukses membawa siCepat masuk dalam salah satu daftar perusahaan dengan kategori soonicorns.
 
Pada saat itu SiCepat mampu membukukan hingga 550 ribu pengiriman paket untuk setiap harinya. Dan valuasi (nilai perusahaan) SiCepat telah mencapai 54 juta dollar AS, sehingga layak menyandang kategori Soonicorns.
 
Soonicorns sendiri merupakan kategori bagi perusahaan start up yang dinilai memiliki perkembangan pesat dari segi finansial dan potensial untuk berkembang menjadi start up unicorn dalam beberapa waktu kedepan.
 
Dengan valuasi SiCepat USD 54 juta, dianggap sebagai nilai yang potensial untuk berkembang menjadi lebih besar dalam beberapa tahun kedepan sehingga nantinya perusahaan bisa masuk ke dalam kategori perusahaan/ start up unicorn dengan nilai perusahaan sebesar 1 miliar dollar AS.
 
Melalui tahun 2020, pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia memang memukul hampir semua sektor industri, namun justru membawa berkah pada sektor tertentu, salah satunya e-commerce.  
 
Terjadinya pergeseran perilaku konsumsi masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan melalui transaksi online, membawa angin segar bagi pertumbuhan e-commerce di tanah air.
 
Menurut data RedSeer, penggunaan layanan e-commerce selama pandemi Covid-19 meningkat tajam sebanyak 69%. Sehingga berimbas meningkatnya volume pengiriman barang pada berbagai penyedia jasa logistik Indonesia.
 
Salah satu jasa logistik yang mengalami peningkatan volume pengiriman secara signifikan adalah SiCepat Ekspres.
 
Selama tahun 2020, SiCepat berhasil mencatatkan proyeksi bisnis hingga 105 persen dan growth hingga 110 persen.
 
Dalam satu hari, kiriman paket yang ditangani SiCepat mencapai lebih dari 1.4 juta paket dengan 97 persen lebih tingkat layanan untuk pengiriman satu hari sampai di tempat tujuan.
 
Pencapaian yang mengesankan ini mau tak mau membawa SiCepat makin dekat dengan status unicorn.
 
Pada kuartal 1 2021 capaian yang telah diraih sebelumnya mampu dipertahankan, sehingga mengantarkan SiCepat meraih penghargaan di ajang WOW Brand 2021 yang digelar oleh MarkPlus, Inc.
 
Dalam ajang tersebut SiCepat didapuk penghargaan sebagai Bronze Champion of Indonesia WOW Brand 2021 untuk kategori Transportation and Logistic – Courier Service.
 
Hal ini makin mengukuhkan positioningnya sebagai perusahaan kurir dan pengiriman di benak masyarakat Indonesia.
 
Disisi lain, SiCepat juga tercatat sebagai startup logistik Indonesia yang memperoleh kepercayaan dari investor untuk menanamkan investasinya.

Menurut catatan Siar.com, SiCepat Ekpress pertama kali memperoleh pendanaan dari Kejora Ventures sebesar US$3,5 juta pada Juni 2017. 
 
Kemudian pada April 2019, SiCepat mendapat sekitar US$50 juta dari Barito Technology dan Kejora Ventures pada putaran pendanaan seri A. 
 
Selanjutnya pada Maret 2020 kembali mendapat pendanaan Corporate Round dari Tokopedia dengan nilai yang tak diungkapkan.
 
Pada Desember 2020 SiCepat Ekspress kembali mengantongi pendanaan seri B sebesar US$50 Juta atau sekitar Rp710 miliar dari Praus Company untuk membeli 129.529 saham SiCepat atau sekitar 8,3 persen kepemilikan.
 
Puncaknya, pada kuartal pertama 2021, SiCepat Ekspres lagi-lagi mendapatkan pendanaan dari sejumlah investor sebesar USD 170 Juta atau sekitar Rp2,4 Triliun, dimana hal ini merupakan pendanaan Series B terbesar di Asia Tenggara.
 
Dimata The Kim Hai, Chief Executive Officer SiCepat Ekspres, rangkaian torehan positif, penghargaan yang diperoleh dan kepercayaan investor pun meyakinkan SiCepat untuk mengukuhkan diri menjadi perusahaan ekspedisi pertama peraih predikat Unicorn di Indonesia.
 
"Berbagai kinerja positif yang dicatatkan selama tahun 2020 lalu juga membawa SiCepat menjadi perusahaan ekspedisi pertama peraih predikat Unicorn di Indonesia," tegas The Kim Hai, seperti dikutip dari Kontan.




 
Tapi, benarkah secara legal SiCepat Ekspres sudah meraih status unicorn?
 
Jika ukuran status Unicorn diukur dari nilai valuasi yang dimiliki suatu perusahaan, maka sebenarnya SiCepat Ekspres belum mencapainya.
 
Menurut situs Crunchbase.com, total raihan pendanaan yang diperoleh SiCepat Ekspres dari 5 putaran pendanaan sampai Maret 2021 adalah USD 273,5 juta atau sekitar Rp 3.9 Triliun.

Namun versi data Akutansi dan Otoritas Regulasi Perusahaan yang dikumpulkan VentureCap Insights, seperti dikutip dari Id.Techinasia, dengan pendanaan terbaru Maret 2021, valuasi SiCepat mencapai total US$736 juta (sekitar Rp10,45 triliun).

Jumlah ini hampir tapi belum mencapai USD 1 miliar atau sekitar 14,6 triliun sebagai patokan sebagai startup Unicorn. 


J&T Express 


J&T Express calon unicorn logistik Indonesia



Dibandingkan SiCepat, capaian J&T Express tak kalah moncernya. J&T Express yang didirikan oleh Jet Lee dan Tony Chen pada tahun 2015 atau hanya selang setahun setelah SiCepat, kini menjadi kompetitor serius untuk meraih predikat Unicorn.

Pada Ramadhan tahun 2020, J&T Express mengalami lonjakan volume pengiriman barang hingga 3 juta paket per hari, termasuk pada Hari Raya Idul Fitri.
 
Pada Harbolnas 12.12 tahun 2020, JNT kembali berhasil menjadi yang tertinggi untuk pengiriman barang yang mencapai lebih dari 20 juta paket.
 
Untuk tahun 2021, J&T Express pun berani mematok target pertumbuhan bisnis mencapai 50% hingga 70%. Sementara untuk volume pengiriman, J&T menargetkan bisa mencapai 3 juta sampai 5 juta paket per hari.




 
Nah, diawal April 2021 J&T Express dikabarkan akan melakukan IPO (Initial public offering) alias penawaran umum saham perdana. Tidak tanggung-tanggung, bukan melantai di BEI, namun langsung di Wall Street, bursa saham Amerika Serikat.
 
Menurut pemberitaaan Kontan, dari aksi korporasi ini, J&T menargetkan dana mencapai lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,4 triliun.
 
Penawaran ini juga disebutkan dapat memberi valuasi kepada J&T Express sekitar US$ 5 miliar. Angka yang jauh lebih dari cukup untuk mencapai status unicorn.
 
Namun terkait rencana IPO tersebut, pihak J&T Express belum memastikan. Bahkan saat dikonfirmasi Liputan6.com, CEO J&T Express, Robin Lo membantahnya. 
 
"Belum ada planning untuk IPO tahun ini (2021),” ujar dia.
 
Disisi lain, J&T Express juga disebut sedang mempertimbangkan putaran pendanaan baru yang berpotensi meraih nominal lebih besar daripada IPO di AS. Dikutip dari Bisnis.com, menurut sumber terpercaya, melalui pendanaan baru perusahaan bisa mencapai US$2 miliar atau setara Rp29 triliun.
 
J&T Express Sudah Unicorn ?
 
Diantara ketidakjelasan langkah J&T Express antara pilih IPO atau ronde pendanaan, muncul berita lain yang menyatakan perusahaan logistik tersebut sebenarnya telah menyandang status unicorn baru di Indonesia.
 
Status unicorn baru ini merujuk pada laporan dari CBInsights yang bertajuk The Complete List of Unicorn Companies edisi April 2021. 
 



Dalam laporan itu disebut, ada lebih dari 600 perusahaan yang masuk kategori unicorn di dunia. Lima unicorn diantaranya di Indonesia, yaitu Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, OVO, dan J&T Express. Gojek tidak masuk daftar karena valuasi bisnisnya sudah Decacorn.
 
J&T Express menyandang status unicorn baru di Indonesia dengan valuasi sudah mencapai US$7,8 miliar atau Rp113 triliun per 7 April 2021.
 
Melansir Cnnindonesia.co.id, menurut catatan CBInsights, nilai valuasi J&T Express besar karena memiliki suntikan modal dari sejumlah investor, seperti Hillhouse Capital Management, Boyu Capital, Sequoia Capital China
 
Nilai tersebut terbilang spektakuler bahkan sudah melebihi para 'seniornya', meski data valuasi yang digunakan cukup lama, yakni 2016-2019.
 
Valuasi Tokopedia US$7 miliar (Rp102 triliun), Bukalapak US$3,5 miliar (Rp51 triliun), Traveloka US$3 miliar (Rp43 triliun), serta Ovo US$2,9 miliar (Rp42 triliun).
 
Akan tetapi, valuasi J&T Express masih dibawah Gojek yang sudah mencapai US$10 miliar atau Rp146 triliun, yang mana telah menyandang startup decacorn.
 
Padahal, jika mengacu data Crunch Base, valuasi J&T Express berada di kisaran US$543 juta. Belum mencapai unicorn.
 
Mana yang benar?
 
Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Indonesia terkait status unicorn J&T Express, sehingga masih harus ditunggu kepastiannya.


Shipper


Shipper id calon unicorn logistik Indonesia


Dibandingkan SiCepat dan J&T, masyarakat mungkin masih terbilang awam dengan nama Shipper. Namun soal valuasi bisnisnya, diam-diam startup besutan Co-Founder & COO Budi Handoko ini siap bersaing.
 
Shipper (PT Shippindo Teknologi Logistik) yang didirikan pada tahun 2017 ini dikenal sebagai startup aggregator logistik. 

Perusahaan ini bekerjasama dengan berbagai jasa pengiriman dan mengintegrasikan dalam satu platform, sehingga memungkinkan konsumen untuk membandingkan tarif dan layanan dari beberapa jasa pengiriman sekaligus dan memilih yang sesuai dengan kebutuhannya.  
 
Shipper menawarkan berbagai solusi logistik kepada konsumennya, antara lain layanan perbandingan harga dari berbagai penyedia jasa logistik di Indonesia, penjemputan barang, tracking barang, hingga fungsi customer service seperti proses klaim jika ada barang yang hilang.
 
Meski masih relatif baru dalam bisnis logistik Indonesia, Shipper mampu membangun kepercayaan publik dan investor hingga berhasil meraih sejumlah pendanaan.
 
Dikutip dari Id.techinasia.com, pada Juni 2020 Shipper mengumumkan telah menutup investasi seri A dengan partisipasi dari Prosus Ventures, Naspers, Lightspeed, Floodgate Y, Combinator, Insignia Ventures, dan AC Ventures senilai US$30,2 juta (sekitar Rp448 miliar).
 
Kemudian pada 2021 kembali Shipper secara resmi memperoleh pendanaan Seri B senilai 63 juta dollar AS yang dipimpin oleh DST Global Partners dan Sequoia Capital India, seperti diberitakan situs Industry.co.id.




 
Dilansir dari Kompas, berdasarkan laporan terbaru yang dirilis Daily Social pada Maret 2021, Shipper masuk dalam kategori startup centaur alias calon unicorn.
 
Centaur merupakan startup dengan valuasi antara 100 juta dollar AS hingga 999 juta dollar AS.
 
Raihan ini memungkinkan Shipper untuk berinvestasi lebih lanjut dalam pengembangan teknologi dan memperluas jaringan logistiknya secara signifikan. Dan pada akhirnya diharapkan dapat menambah perwakilan startup Indonesia yang mencapai tingkat unicorn.

Siapa Unicorn Logistik Pertama di Indonesia?


Nah, berdasarkan valuasi bisnis yang dicapai sejauh ini, ketiga perusahaan logistik - SiCepat Ekspres, J&T Express dan Shipper - sama-sama layak dan berpeluang menjadi unicorn logistik pertama di Indonesia. 

Mempertimbangkan proyeksi ekonomi digital Indonesia ke depan, sepertinya hanya soal waktu yang akan mengantar ketiga startup logistik tersebut menuju status unicornnya. Siapa yang lebih dulu, dan siapa yang menyusul berikutnya. 

Dan bukan tak mungkin "pecah telur" ini terjadi pada tahun 2021 juga. Tapi siapa yang akan menjadi unicorn bisnis logistik pertama Indonesia? Menarik untuk ditunggu.

Labels: Bisnis Kurir, Start Up

Thanks for reading Siapa Diantara SiCepat Ekspres, J&T atau Shipper Bakal Menjadi Unicorn Logistik Pertama Di Indonesia?. Please share this article.

Share:

0 Komentar untuk "Siapa Diantara SiCepat Ekspres, J&T atau Shipper Bakal Menjadi Unicorn Logistik Pertama Di Indonesia?"

- Komentar diluar topik tidak akan ditampilkan.
- Komentar dengan identitas akan lebih dihargai.