-->

Ketika Robot Kurir Menggantikan Peran Kurir Manusia Sebagai Pengirim Barang


Deretan robot kurir yang disiapkan sebagai pengganti kurir manusia.

Robot Kurir


Teknologi robot diramalkan bakal menggantikan berbagai pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh manusia. Salah satunya robot kurir. Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak perusahaan teknologi yang berlomba menciptakan robot yang dapat berperan sebagai kurir pengantar barang dari satu lokasi ke lokasi lain. 

Meskipun belum sampai pada taraf penggunaan secara masif, namun penerapan teknologi robot dalam bidang pengantaran barang menjadi suatu hal yang niscaya bakal terjadi dalam bisnis jasa kurir.

Seperti apa bentuk dan cara kerja robot kurir tersebut?

Berikut beberapa robot kurir yang telah diperkenalkan  kepada publik dan siap bersaing dengan kurir manusia dalam mengantarkan barang.



Robot Kurir Yandex.Rover

 
Robot kurir buatan Rusia, Yandex.Rover
Robot kurir Yandex.Rover sedang diujicoba di jalanan (via Id.rbth.com)

Pada November 2019 raksasa teknologi Rusia Yandex meluncurkan robot kurir yang dinamai Yandex.Rover. Blog perusahaan itu membandingkan robot setinggi setengah meter beroda enam itu dengan penjelajah bulan.

Rover itu dirancang untuk membawa paket kecil, yang dapat ditempatkan di kompartemen khusus di dalam tubuh robot. Tidak ada yang mengarahkan robot-robot itu.

Mereka menyusun rutenya sendiri, sambil mengenali rintangan dan membiarkan orang dan hewan melintas. Para operator mengamati perilaku Rover dari jarak jauh untuk mencegah kemungkinan kecelakaan dan tabrakan.

Awalnya, Rover mengirimkan dokumen dan barang kecil ke markas Yandex. Setelah itu, pada April 2020, robot kurir itu mulai melakukan fungsi yang sama di taman teknologi Skolkovo yang terletak di luar Moskow dan melakukan hal yang sama di Innopolis, Tatarstan pada Agustus.



Dalam pengujian, rover diberikan tugas oleh karyawan Yandex melalui ponsel pintar. Pada Juli lalu, sebuah robot diturunkan ke jalanan Moskow untuk mengumpulkan data guna penelitian kecerdasan buatannya.

Ketika dilakukan ujicoba Rover di jalanan umum, respon positif muncul dari saksi mata yang menyaksikannya.

Menurut pengguna media sosial Pikabu (semacam Reddit), robot kurir Yandex.Rover sedang menjalani pengujian di jalanan Moskow. Laporan tersebut juga telah dikonfirmasi oleh layanan pers Yandex kepada Russia Beyond.



Pengguna lain, Mike40in mengatakan bahwa dia juga telah melihat Yandex.Rover di Moskow. Menurutnya, robot kurir itu sedang menunggu lampu hijau di zebra cross, “ketika lampu hijau menyala, ia pun merayap untuk melanjutkan urusannya”.

Mike40in memuji cara kerja robot itu dengan mengatakan "sangat bagus" dan membandingkannya dengan WALL-E dari film animasi Pixar.

Baca Juga:

Seperti dilansir situs Id.rbth.com, layanan pers Yandex menyebutkan pada saat ini (2020) pihak Yandex memiliki sekitar selusin rover. Beberapa sedang menjalani penilaian di berbagai lokasi, sementara dua rover sudah bekerja secara permanen di Skolkovo.

Pada masa depan, robot kurir ini dapat digunakan tidak hanya untuk layanan Yandex saja, seperti Yandex.Eda (semacam GoFood) dan Yandex.Lavka (layanan pengiriman bahan makanan dan makanan segar), tetapi juga bisnis perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan jasa pengiriman muatan atau logistik kecil dari titik A ke titik B.



Robot Kurir Starhip

Robot Starship tengah beroperasi (via https://roboticsandautomationnews.com)


Berpusat di London, Inggris, perusahaan teknologi Starship Technologies yang berdiri pada 2014 turut ambil bagian dalam penciptaan robot kurir.

Dibutuhkan dana sebesar US$ 17,2 juta (sekitar Rp 229 miliar) bagi Starship Technologies—perusahaan yang dibentuk Ahti Heinla dan Janus Friis dari Skype—untuk membangun armada robot kurir beroda enam.

Pada awal Februari 2017, robot pengantar ini telah menjalani uji coba pertamanya di dua kota di Amerika Serikat, Washington, DC dan Redwood City, California.



Pada hari pengetesan, ada seorang karyawan Starhip berjalan di belakang robot untuk menangani hal-hal yang tak diharapkan, termasuk perilaku dari para pejalan kaki yang penasaran dengan kehadirannya.

Selain di Amerika, robot Starship juga telah diuji coba di 40 negara di Eropa, seperti Inggris, Jerman, dan Swiss. Tugas-tugasnya antara lain mengantarkan pesanan makanan, barang belanjaan, dan parsel.

Wujud robot kurir Starship pada dasarnya berupa wadah kotak terlindungi berdimensi 70 cm x 55 cm dengan bobot seberat 15 kg dan bisa melaju dengan kecepatan sekitar 6,4 kilometer per jam.

Robot Starship memiliki teknologi cukup tinggi dengan dibekali 9 kamera, sensor bersusun ultrasonik 360 derajat, dan sebuah prosesor Nvidia Tegra K1 untuk mengambil gambar di sekelilingnya. Ia memiliki kemampuan memetakan lingkungan dan menghindari beragam rintangan.

Sistem navigasi Starhip robot ini bukan dengan remote control, namun ia menavigasi dan menyetir sendiri dengan bantuan kombinasi radar, GPS, kamera 360 derajat dan 6 buah roda.

Sistem navigasinya dilaporkan lebih akurat 1,5 meter dibanding penerima GPS nonmiliter terbaik. 

Robot kurir ini juga memiliki kompartemen aman, mampu membawa muatan maksimal 10 kg dan menerima pesanan dalam radius 4,8 KM.

Konsumen dapat mengakses layanan robot delivery ini melalui melalui aplikasi Starship Deliveries.


Selain untuk mengirim barang, robot ini juga dapat digunakan sebagai pengganti tas bawaan penggunanya. Robot ini di program untuk mengikuti perintah serta jadwal pengiriman yang telah diatur.

Starship juga mengklaim bahwa robot ini sangat aman, karena perjalanan dan pergerakan mereka dapat Anda pantau dan hanya Anda atau orang tertentu yang dapat membuka isi paket di dalam robot tersebut.

Robot inipun dinilai ramah terhadap lingkungan sekitar. Robot ini mampu memberi jalan kepada pejalan kaki di sekitar mereka dan memiliki kecepatan yang aman, sehingga tidak membahayakan sekitar.




Robot pengiriman TeleRetail Thyssenkrupp 

Robot pengiriman TeleRetail Thyssenkrupp
Robot kurir TeleRetail Thyssenkrupp via  https://business.esa.int/projects/aito


Thyssenkrupp Elevator, sebuah perusahaan elevator yang berpusat di Jerman, bekerja sama dengan pengembang perangkat lunak TeleRetail, meluncurkan robot pengiriman yang diberi nama TeleRetail Thyssenkrupp.



TeleRetail sedang mengembangkan kendaraan pengiriman tanpa pengemudi, sedangkan Thyssenkrupp Elevator membutuhkannya sebagai solusi logistik yang optimal untuk servis lift.

Sebuah robot pengiriman dengan sistem tanpa pengemudi berbasis cloud dapat membentuk jaringan pasokan dan logistik yang lengkap; solusi yang menjanjikan dengan potensi pengembangan yang sangat besar.

Robot pengiriman tersebut merupakan bagian dari proyek percontohan, di mana sebuah robot mengirimkan suku cadang dan material lainnya ke lokasi kerja pemeliharaan.

Untuk servis elevator dan escalator pelanggan, suku cadang dibutuhkan dengan cepat dan teknisi harus berkendara kembali ke gudang untuk mengambilnya atau dikirim oleh petugas lain ke lokasi.

Tapi dengan kepadatan lalu lintas di jalan-jalan kota, hal ini menjadi tantangan tersendiri. 

Dengan kehadiran robot pengiriman tanpa pengemudi, proses mengirimkan suku cadang dari gudang kami ke lokasi kerja lebih cepat, lebih efisien, dan dengan sedikit dampak terhadap lingkungan.

Robot pengiriman TeleRetail Thyssenkrupp hanya berukuran lebar 85 cm dan cocok untuk beroperasi di trotoar, sehingga terhindar dari kemacetan jalan. Robot ini juga dapat mencapai area dalam kota di mana transportasi kendaraan dibatasi, membawa muatan dengan berat hingga 35 kg.


CarriRo Delivery, Robot Pengantar Makanan Di Jepang


Robot kurir CarriRo Delivery
Penampilan robot kurir CarriRo Delivery dari Jepang (via Detik.com)




Jepang juga memiliki robot pengiriman barang yang disebut CarriRo Delivery, namun didesain khusus untuk mengantar makanan.

Dilansir dari Detik,  robot kurir tersebut dirancang oleh perusahaan robotika berbasis di Tokyo, ZMP, untuk mengirimkan makanan.

Robot CarriRo Delivery memiliki tinggi 1 meter dan memiliki kecepatan hingga 6 KM per jam, dibuat agar bisa melalui jalan setapak secara otonom.

Robot tersebut dilengkapi kamera, sensor laser dan lampu sorot yang bisa menerangi saat gelap.

ZMP bekerjasama dengan Ride On Express, layanan pengiriman makanan multi-divisi. Robot CarriRo Delivery akan digunakan untuk mengirim pesanan sushi ke pelanggan. ZMP memperkirakan satu robot bisa membawa makanan untuk 60 orang.

Namun saat ini aturan hukum mengenai pengoperasian robot otonom di jalanan publik Jepang masih belum jelas. Jadi meski CarriRo bisa dipantau dan dikendalikan jarak jauh oleh operator manusia, penggunaan awal robot akan terbatas pada property pribadi, seperti taman kantor dan area bukan trotoar publik lainnya. 

Robot Pengantar Makanan Meituan-Dianping

Robot kurir makanan Meituan-Dianping
Penampilan robot kurir makanan Meituan-Dianping (Kr-asia.com)




Jika Jepang memiliki robot pengantar makanan CarriRo, China juga memiliki robot serupa yang diproduksi oleh Meituan-Dianping.

Meituan-Dianping, perusahaan penyedia layanan on-demand terbesar di China menciptakan robot untuk memberikan layanan pengiriman online tanpa awak kepada pelanggannya. Uji coba robot tersebut dilakukan bekerja sama dengan 10 asrama dan perkantoran.

Robot delivery Meituan-Dianping dibekali kamera terkemuka, radar dan teknologi GPS ini, memiliki kemampuan menghindari mobil dan orang yang lewat secara otomatis.

Robot Meituan-Dianping bisa bekerja untuk mengantarkan makanan langsung ke depan kamar ataupun meja pemesan. Robot ini mampu menavigasi lift dan anak tangga untuk mengirimkan pesanan ke depan pintu pelanggan.

Meski demikian, seorang pengantar manusia masih dibutuhkan dalam proses pengantaran makanan mereka. Namun suatu saat ketika robot tersebut sudah teruji berhasil, maka seluruh aspek pengiriman makanan akan diambil alih sepenuhnya oleh sang robot otonom.

Pihak Meituan-Dianping berambisi mengembangkan robot pengiriman otonom tidak hanya mampu melayani dalam area antar gedung, tapi juga di dalam gedung. 



Hal ini mengingat potensi pasar industri pengiriman otonom yang begitu prospektif di China. Keberadaan robot pengantar makanan bisa menghemat sekitar lima hingga tujuh menit per pengiriman – itu sekitar satu hingga dua yuan Tiongkok ($ 0,14- $ 0,28) setiap perjalanan.

Sementara pasar pengiriman makanan online yang sedang berkembang di China terdapat total 300 juta pelanggan yang memesan makanan secara online melalui aplikasi populer.

Menurut sebuah laporan industry, ukuran pasar pengiriman online China melebihi 297 miliar yuan ($ 46,5 miliar) pada tahun 2017, yang mewakili pertumbuhan tahunan lebih dari 65 persen dan diperkirakan melebihi 360 miliar yuan tahun 2018 (Dailychina.com.cn).

Maka tak ayal, perusahaan internet besar berusaha keras untuk memanfaatkan pengiriman otonom untuk meningkatkan daya saing mereka untuk mendapatkan keunggulan, jelas Yang Xu, seorang analis kehidupan dan layanan di Analysys konsultan.

 

Domino's Robotic Unit (DRU)

Domino's Robot Unit
Robot kurir DRU (via https://free3d.com)



Di Australia, perusahaan pizza Dominos Pizza juga meluncurkan robot beroda empat di musim semi 2016. Robot yang diberi nama DRU (Domino’s Robotic Unit) ini dikembangkan bersama startup asal Australia, Marathon Robotics.

Robot kurir DRU merupakan robot beroda empat yang dilengkapi bilik penghangat dan pendingin untuk menyimpan kotak berisikan pizza dan botol minuman. Kecepatan maksimalnya hanya sekitar 19 km/jam. Hal ini sesuai dengan tujuan pembuatan robot ini, yaitu untuk membantu layanan delivery makanan di kawasan urban.

Saat tiba di tujuan, konsumen harus memasukkan kata sandi dan pesanannya pun siap diambil dari dalam kompartemen tersebut.



Seperti robot otonom lainnya, dalam operasinya robot DRU tidak bergantung pada manusia. Sistem navigasi GPS-nya dipandu oleh Google Maps dan didukung teknologi LIDAR agar robot DRU bisa menghindari berbagai macam rintangan yang ditemuinya selama perjalanan.

Ada kemiripan antara robot kurir DRU dengsan robot pengirim barang yang dikembangkan oleh Starship Technologies.

Bedanya, DRU dikhususkan untuk pengiriman pizza, sehingga bilik penyimpanannya pun dilengkapi sistem penghangat dan pendingin.

Bobot DRU 190 kg juga lebih berat dari robot Starship yang hanya 15 kg. dan ini memberi lebih banyak tenaga dan mampu melaju 19.3 KM per jam, 3 kali lebih cepat dari Starship.

 





Fedex Bot, Robot Kurir Otonom dari Fedex

robot kurir otonom Fedex
Robot kurir Fedex (via Republika.co.id)



Perusahaan jasa pengiriman Amerika Serikat, Fedex Corp memperkenalkan robot kurir otonom yang diberi nama Fedex Same Day Bot pada 1 Maret 2019.

Teknologi pengiriman melalui robot otonom ini dirancang membantu penjual mewujudkan pengiriman di hari yang sama dan last-mile kepada konsumen mereka. Hal ini dilakukan untuk memenuhi perubahan kebutuhan konsumen.

Dengan menggunakan bot, penjual akan dapat menerima pesanan dari konsumen yang berdekatan dan mengirimkan barang pesanan oleh bot secara langsung ke rumah atau kantor konsumen di hari yang sama.

Baca Juga:

Fedex bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan seperti AutoZone, Lowe's, Pizza Hut, dan Walmart untuk membantu mengkaji kebutuhan pengiriman penjual.

Secara rata-rata, lebih dari 60 persen konsumen tinggal dalam radius lima Km dari penjual. Hal ini tentunya menjadi kesempatan untuk mewujudkan pengiriman lokal yang bersifat on-demand.

Dikutip dari Republika.co.id, menurut Brian Carere, wakil Presiden Eksekutif sekaligus Direktur Pemasaran dan komunikasi Fedex, Fedex Same Day Bot merupakan sebuah inovasi yang dirancang untuk mengubah wajah dari pengiriman lokal dan membantu penjual memenuhi ekspektasi konsumen mereka secara efisien.

Fedex bot direalisasikan atas kerja sama dengan DEKA Development & Research Corp. dan sang pendiri Dean Kamen, penemu banyak teknologi pengubah kehidupan, diantaranya seperti iBot Personal Mobility Device dan Segway®.



FedEx bot dirancang beroperasi di trotoar dan sepanjang sisi jalan raya, sehingga mampu memberikan layanan pengiriman barang bervolume ringkas dengan aman hingga ke tangan konsumen.

Bot dilengkapi sejumlah fitur seperti teknologi pemantau pejalan kaki dari iBot, LiDAR dan sejumlah kamera yang tertanam, nol emisi karbon, dan ditenagai oleh baterai.

Fitur-fitur ini disandingkan dengan algoritma pembelajaran mesin untuk mendeteksi dan menghindari rintangan, menentukan jalan yang aman, dan memungkinkan bot mengikuti jalan dan serangkaian peraturan keselamatan di jalan.

Teknologi eksklusif ini menjadikan bot ini sangat handal, sehingga memungkinkannya menavigasikan permukaan tidak beraspal, pinggiran jalan, dan bahkan tangga untuk menciptakan pengalaman pengiriman pintu ke pintu.

Purwarupa ini akan terus disempurnakan untuk memenuhi standar dan regulasi keamanan dan kebutuhan spesifik masing-masing konsumen. 


Scout, Robot Kurir Amazon

Robot kurir Scout dari Amazon.
Robot Scout (via Cnbcindonesia.com)



Seakan tak mau kalah dengan yang lain, di awal 2019 lalu Amazon juga meluncurkan perangkat pengiriman mandiri yang disebut Scout.

Dilansir dari Cnbcindonesia.com, Robot Scout terlihat sangat menggemaskan. Memiliki ukuran seperti pendingin kecil, Scout dapat berjalan otomatis untuk mengirimkan paket dengan aman ke depan pintu pelanggan. Perangkat tersebut saat ini beroperasi di Snohomish County, Washington, Amerika Serikat.

Robot ini adalah perkembangan teknologi terbaru dalam bisnis logistik Amazon yang berkembang dan paling imut. Ada enam robot Scout yang beroperasi selama hari kerja dan siang hari. Pelanggan Amazon di Snohomish County di utara Seattle dapat memesan paket seperti biasa.

Scout menavigasi ke pintu pelanggan dan secara otomatis membuka bagian atas yang memungkinkan pelanggan untuk mengambil paket mereka.

Rilis robot Scout ini seakan menjawab tantangan atas kehadiran robot kurir lain yang sudah ada seperti Starship, TeleRetail dan Marble.

Amazon sebelumnya juga telah mengumumkan opsi pengiriman jarak tempuh terakhir (last mile delivery) termasuk pengiriman ke mobil, garasi pelanggan, dan di dalam pintu depan pelanggan.


Robot G Plus Alibaba


Robot kurir  G Plus dari Alibaba
Penampilan robot kurir G Plus milik Alibaba
(via republika.co.id)


Pada ajang Alibaba's 2018 Global Logistic Summit, Alibaba yang merupakan raksasa perdagangan elektronik asal Cina memperkenalkan sebuah robot tanpa awak. Robot yang diberi nama G Plus ini bertugas mengirim barang pesanan sampai ke hadapan konsumen.

Robot logistik G Plus Alibaba yang dilengkapi dengan loker penyimpanan yang bisa dibuka dengan pemindai wajah. Robot ini mampu membawa barang dalam berbagai ukuran. Salah satunya makanan segar.

Pihak Alibaba mengklaim robot logistiknya dapat mengantarkan makanan segar lantaran suhu di kotak penyimpanannya bisa diatur sesuai kebutuhan. G Plus dibenami sistem navigasi LIDAR sehingga robot memiliki fitur peta 3D.



Robot G Plus dibekali dengan sistem navigasi LIDAR, sebuah fitur peta 3D. Apabila mendeteksi adanya orang atau kendaraan di dekatnya, robot akan mengurangi kecepatan menjadi 6,2 mil per jam. Untuk alasan keamanan, G Plus hanya dapat melaju pada kecepatan maksimal 9,3 mil per jam.

Ketika sudah sampai ke alamat yang dituju, secara otomatis robot akan meletakkan barang pesanan konsumen. Konsumen bisa keluar menemui robot, memasukkan PIN, dan mengambil pesanannya.

Alibaba memproyeksikan robot G Plus akan diproduksi secara komersil mulai akhir tahun 2018.


Xiomanlv, Robot Logistik Otonom dari Alibaba


Robot kurir Xiomanlv dari Alibaba Cloud
Robot kurir Xiomanlv dari Alibaba Cloud yang canggih 
(via Medcom.id)


Masih seputar robot logistik dari Alibaba. Pada Apsara Conference tahunan ke-12 2020, Alibaba Cloud, teknologi digital dan tulang punggung intelegensi Alibaba Group, memperkenalkan inovasi terbarunya berupa sebuah robot untuk pengiriman jarak jauh yang diberi nama Autonomous Logistics Robot.



Menurut Jeff Zhang, President of Alibaba Cloud Intelligence, robot yang dikembangkan oleh Alibaba DAMO Academy ini dibekali baterai sebagai tenaga penggerak utama yang dapat membawa 50 paket sekaligus dan menempuh hingga jarak 62 mil (atau 100 kilometer) dengan sekali pengisian daya.

Dalam sehari robot tersebut diperkirakan dapat mengirimkan sebanyak 500 paket ke satu komunitas yang dituju dan memenuhi permintaan yang meningkat untuk pengiriman paket jarak jauh dengan cepat di China.

Kemampuan Xiomanlv dimungkinkan berkat dukungan berbagai teknologi canggih yang dimiliki  Alibaba Cloud.

Seperti dukungan teknologi pembelajaran robot intelegensi berkemampuan untuk menjadwalkan rute, serta mendukung kemampuannya untuk bermanuver saat tengah berada di lingkungan dengan kepadatan tinggi.

Xiomanlv juga dibekali teknologi pendeteksi posisi berdefinisi tinggi yang memungkinkannya untuk beroperasi dalam berbagai kondisi sinyal GPS, termasuk saat sinyal lemah bahkan tidak ada sama sekali.

Xiomanlv memanfaatkan platform komputasi yang dikembangkan secara langsung oleh Alibaba CLoud dan bersifat heterogen. Selain itu, robot ini juga memanfaatkan teknologi 3D Point Cloud Semantic Segmentation (PCSS) dan deep learning.

Dengan teknologi tersebut, robot ini diklaim mampu mengidentifikasi hambatan dan memprediksi arah pergerakan manusia, kendaraan dan benda bergerak di sekitarnya dalam kurun waktu beberapa detik sebelumnya, bertujuan untuk menjaga keselamatan.



Tidak sebatas untuk jasa pengiriman barang, Alibaba Cloud juga berencana untuk memanfaatkan robot Xiomanlv sebagai robot layanan pelanggan di bandar udara dan robot pemandu wisata di berbagai lokasi wisata.

Adanya lonjakan permintaan layanan pengiriman yang cepat yang dibawa oleh Ritel Gaya Baru dan bisnis layanan lokal yang berkembang di dunia yang semakin terdigitalisasi menjadi alasan kuat Alibaba untuk mengembangkan teknologi robot kurir.

Pada saat ini, tren belanja online semakin melonjak di Tiongkok, dengan 200 juta paket dikirim setiap hari dan dieskpektasikan meningkat menjadi 1 miliar paket per hari di waktu-waktu mendatang.

Maka dibutuhkan tenaga kurir yang cepat, cerdas dan tak kenal lelah. Robot otonom menjadi pilihan yang tepat.


Robot Pengantar Makanan Axel Joey


Axel Joey dengan robot pengantar makanan ciptaannya (via Jawapos.com)

Bagaimana dengan Indonesia? Ternyata diam-diam ada warga Indonesia yang tertarik mengembangkan robot pengantar makanan. Meskipun robot yang dibuatnya masih prematur untuk masuk dalam industri yang siap pakai, setidaknya pencapaian ini menunjukkan bahwa kita juga mampu menciptakan robot kurir. Hanya perlu lebih banyak dukungan dari pihak terkait.



Yang juga patut diapresiasi, Axel Joey, sipembuat robot kurir makanan ini masih sangat muda. Usianya baru 15 tahun. Terlebih pengetahuan robotika  Axel bekal untuk mewujudkan idenya itu berasal dari  

Dia juga memuji inisiatif Axel yang begitu besar. Sebab, dia berangkat dari ilmu robotika yang dipelajarinya dalam holiday program selama beberapa hari. Lantas, di-follow up demi mempraktikkan ilmu yang sudah diserapnya.

Robot kurir yang dibuatnya tersebut dilombakan dalam Kaohsiung International Invention and Design Expo 2019 di Taiwan. Itu merupakan pameran hasil penciptaan dan penemuan di bidang teknologi-ilmiah yang diikuti 150 peserta pelajar mahasiswa dan pelaku bisnis start-up hasil penelitian dari seluruh dunia.

Hasilnya, dari presentasi robot pengantar makanan itu, Axel Joey mendapatkan Special Award International dari Norton University Kamboja. 



Itulah deretan robot di berbagai negara yang difungsikan sebagai kurir pengantar barang dan makanan. Diantara robot-robot kurir tersebut mana yang paling keren menurut kamu?

Dari beberapa tampilan robot yang dipekerjakan sebagai kurir pengantar barang, mulai dari Rover, Starship, Fedex Bot sampai Scout, semuanya belum final, bahkan ada yang masih berupa prototipe dan masih akan terus dikembangkan. 

Kemampuan robot-robot tersebut meskipun mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik, untuk sampai pada tahap siap pakai dan diadopsi dalam industri kurir secara luas, masih butuh penyempurnaan. 

Kapasitas ruang simpan pada robot kurir tersebut masih terbilang sangat kecil, daya jelajah yang terbatas, dan faktor keamanan robot kurir tersebut "melindungi" diri dari ancaman eksternal, masih menyisakan PR besar sebelum siap untuk menggantikan kemampuan kurir manusia. 

Belum lagi masalah perbedaan kesiapan peraturan perundangan di setiap negara untuk menerima kehadiran robot logistik otonom tersebut. 

Saat ini kita sebagai konsumen hanya bisa membayangkan. Namun era ketika robot kurir menggantikan peran manusia sebagai pengirim barang maupun makanan sepertinya hanya persoalan waktu saja.

Nanti pada waktunya, ketika kita perlu mengirimkan barang dan meminta kurir melakukan pick up paket, saat membuka pintu rumah, jangan kaget kalau yang datang bukan babang kurir yang kita kenal sekarang, melainkan sebuah robot kurir otonom yang cerdas.

Labels: Kurir

Thanks for reading Ketika Robot Kurir Menggantikan Peran Kurir Manusia Sebagai Pengirim Barang. Please share this article.

Share:

0 Komentar untuk "Ketika Robot Kurir Menggantikan Peran Kurir Manusia Sebagai Pengirim Barang"

- Komentar diluar topik tidak akan ditampilkan.
- Komentar dengan identitas akan lebih dihargai.