Tham Latuconsina, pemilik jastip OTA di Ambon (via Beritabeta.com) |
Musibah tidak selalu berakibat buruk. Selalu ada celah bagi yang jeli melihat peluang. Seperti dalam kasus merebaknya virus Corona di Indonesia. Banyak usaha yang mengalami tekanan berat hingga harus mengurangi jumlah karyawan sampai mengalami kebangkrutan.
Tapi bagi pengusaha yang bisa berpikir, bahwa selalu ada
hikmah dibalik musibah, Covid-19 bisa jadi berkah yang luar biasa. Seperti
dialami Tham Latuconsina, owner JasTip Ota di Ambon.
Di tangannya, pandemi Covid-19 justru melahirkan ide bisnis brilian,
yaitu mendirikan jasa pengiriman dengan konsep jasa titip alias JasTip.
Dalam kondisi dimana pemerintah menghimbau masyarakat tetap
berada di rumah dalam upaya meminimalkan penyebaran Covid-19, membuat banyak
orang kesulitan membeli barang kebutuhannya. Dari sini lahirlah bisnis Jastip Order Transfer Antar (OTA) pada April 2020 untuk melayani
penitipan barang antar kota di Maluku.
"Niat awalnya membantu memenuhi kebutuhan beberapa saudara di luar pulau Ambon. Di tengah mewabahnya pandemi Covid-19 ini, mereka kesulitan untuk mengirimkan barangnya ke luar Ambon seperti ke Masohi," tutur Tham Latuconsina, menjelaskan alasan mendirikan Jastip Ota, seperti dilansir portal Beritabeta.com.
Dijelaskan oleh Tham, seiring berjalannya waktu, permintaan
menitipkan dan mengirimkan barang semakin meningkat. Tham yang berusia 38 tahun
silam itu, akhirnya nekat menjejaki apa yang dianggap memiliki peluang itu.
Untuk merealisir idenya, Tham merekrut tenaga kurir untuk
membantu mobilisasi pengiriman barang sampai ke pelanggannya. Sistem pengiriman
Jastip “OTA”, kurir menjemput langsung barang yang akan dititipkan atau dikirim
oleh konsumen.
Tarip Jastip Ota
Baca Juga:
Dalam menetapkan ongkos kirim barang, jastip Ota mematok biaya pengiriman yang terjangkau, yaitu Rp. 25.000/kg untuk paket di atas 3 Kg dan Rp. 50.000 berlaku untuk paket di bawah 3 kg. Waktu pengiriman antara 1-2 hari tergantung transportasi yang tersedia.
Dalam sehari, OTA bisa menerima pengiriman barang sebanyak
enam sampai tujuh paket.
Tarif jastip OTA via Beritabeta.com |
Wilayah yang dilayani pun terus berkembang. Saat ini JasTip
OTA tidak hanya melayani penitipan dan pengiriman barang di dalam kota Ambon
dan Masohi saja, tetapi juga sudah mulai merambah ke daerah lainnya. Seperti
kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dan juga di kota Namlea, Kabupaten Buru.
“Jika kota Ambon memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB), Jastip miliknya juga melayani pelanggan dengan PSBB, Penitipan
Segala Barang-Barang,” jelasnya.
Meskipun demikian, kata Tham, pengusaha jasa pengiriman
banyak pula mengalami beberapa tantangan di tengah pandemi ini. Salah satunya
adalah waktu pengiriman barang.
Sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), waktu pengiriman barang menjadi lebih lama.
Padahal, di dalam bisnis pengiriman barang, ketepatan waktu
juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh kuat terhadap keberhasilan
sebuah perusahaan ekspedisi.
Ia menambahkan, pelanggan selalu mengharapkan barang kiriman
mereka bisa tiba tepat waktu dan sesuai dengan jadwal yang telah diperkirakan
sejak awal.
“Ini yang menjadi sebuah perhatian khusus bagi pelanggan,
terutama mereka yang memang memiliki sejumlah kepentingan bisnis yang terkait
dengan barang-barang yang mereka kirimkan,” jelas Tham.
Itulah profil singkat bisnis Jastip Order Antar (OTA) yang didirikan oleh tham Latuconsina di Ambon. Berkat kejelian dan keberanian merintis usaha jasa titip di tengah pandemi Corona, kini ia memiliki bisnis yang berpotensi untuk terus berkembang lebih besar.
Labels: Figur, Jasa Pengiriman, Jastip
Thanks for reading Siasati Pandemi Covid-19, Lahirlah Bisnis Jasa Titip Oder Transfer Antar (OTA) . Please share this article.
0 Komentar untuk "Siasati Pandemi Covid-19, Lahirlah Bisnis Jasa Titip Oder Transfer Antar (OTA) "
- Komentar diluar topik tidak akan ditampilkan.
- Komentar dengan identitas akan lebih dihargai.