-->

Tiga Faktor Pemicu Keterlambatan Pengiriman Paket jne


Kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman paket sangat penting di era e-commerce. Dengan makin banyaknya pelaku jasa pengiriman barang yang menawarkan berbagai keunggulan dan kemudahan, kecepatan menjadi salah satu faktor utama untuk memenangkan persaingan.

Menyiasati kebijakan ganjil-genap, JNE memanfaatkan jasa kurir sepeda (via https://www.facebook.com/JNEPusat)

JNE sebagai pelaku terdepan di industri bisnis kurir di Indonesia saat ini terus berusaha meningkatkan kinerjanya. Namun berbagai kendala di lapangan tidak selalu mudah diatasi. Keterlambatan pengiriman barang ke konsumen banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berada diluar kendali perusahaan yang sulit diatasi.

Seperti dilansir Merdeka.com, menurut Vice President of Technology PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), Arief Rahardjo, setidaknya ada tiga faktor yang penyebab keterlambatan pengiriman barang yang dilakukan perusahaanya sehingga tidak tepat waktu.


Pertama, hambatan pengerjaan infrastruktur.

Tantangan terbesar logistik di Indonesia di e-commerce adalah infrastruktur.
Sejumlah pengerjaan infrastruktur menjadi salah satu faktor yang dinilai menghambat.

Sebagai contoh, kalau saat ini menuju ke Bandung lewat Cikampek ada proyek pembangunan yang bikin jalan macet dan itu menjadi tantangan bagaimana JNE bisa mengirim barang tepat waktu menjadi tantangan sendiri.

Faktor lain yang menjadi penyebab keterlambatan dalam hal pengiriman barang yakni adalah cuaca.

Cuaca yang tidak menentu seperti terjadinya hujan bahkan angin kencang kerap kali membuat sejumlah kurir harus menahan pengiriman tersebut.

Disisi lain, lanjut Arief beberapa kebijakan pemerintah seperti pemberlakukan ganjil genap di ruas jalan pada kendaraan roda empat juga menjadi faktor keterlambatan. Aturan tersebut berpotensi menghambat para pelaku usaha di sektor logistik, karena jasa kurir tidak mendapat pengecualian dalam kebijakan ganjil-genap.

Sedangkan tidak semua armada mobil JNE bernomor ganjil atau genap, sehingga kondisi tersebut menjadi tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya.

Padahal, kata Arief rata-rata setiap bulannya perusahaan mampu melayani sekitar 20 juta pengiriman barang melalui 6.000 titik pelayanan yang tersebar di Indonesia.

Oleh karenanya, beberapa faktor tersebut menjadi tantangan bagi perusahaan. Sebab, kecepatan dalam pengiriman barang juga menjadi suatu kewajiban JNE dalam memberikan layanan kepada konsumen.

Kendala eksternal dalam pengiriman barang tersebut menjadi tantangan bagi JNE untuk diatasi.
Berikut beberapa strategi JNE untuk mempercepat proses pengiriman barang :

1. Kurir Sepeda

Untuk menyiasati kemacetan jalanan di kota besar, khususnya aturan ganjil-genap, JNE memanfaatkan jasa kurir sepeda.

Baca Juga:



Dalam hal ini JNE menggandeng komunitas kurir sepeda, Westbike Messenger Service (WMS) sejak 2016 lalu. Kedua pihak kerjasama meluncurkan JNE Eco-Courier.

Kurir sepeda ini menghandle area bisnis perkatoran atau mall. Di area-area itu sepeda lebih efektif dan cepat dibanding motor, karena sepeda bisa parkir di bagian gedung mana saja, sedang motor harus parkir di tempat khusus.

Setelah satu tahun pertama, JNE melakukan riset yang menunjukkan bahwa kemampuan satu kurir sepeda setara dengan 3 kurir motor JNE. Hal ini terjadi lantaran di area-area bisnis yang selama ini menjadi lahan Westbike cukup sulit untuk dijangkau motor. Sementara akses sepeda bisa menjangkau ke segala tempat dengan lebih mudah.

Nilai plus lain dari jasa kurir sepeda adalah bebas dari peraturan lalu lintas. 

2. Melakukan transformasi digital.

Selain itu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen, JNE melakukan transformasi digital.

Dalam hal ini JNE menggandeng Oracle salah satu perusahaan database, dengan membuat terobosan Oracle Management Cloud (OMC) yang dapat memantau lebih dari seratus layanan JNE pada pengiriman ekspres.

Lewat platform baru ini, baik konsumen maupun internal JNE dapat memantau beberapa inovasi melalui aplikasi, salah satunya adalah sistem pelaporan untuk pelacakan barang bagi para konsumen e-commerce.

Hal ini memungkinkan konsumen untuk mengetahui di mana kiriman mereka berada di setiap tahap perjalanan pengiriman barang serta memberikan JNE visibilitas menyeluruh untuk keseluruhan transaksi, yang pada akhirnya menghasilkan performa yang baik serta waktu respons yang lebih cepat.

3. Membangun Mega-Hub Dan Mesin Sortir Otomatis

JNE membangun fasilitas mega-hub di Cengkareng, Banten, yang dilengkapi mesin sortir otomatis untuk meningkatkan kapasitas pengiriman barang. JNE menargetkan fasilitas tersebut bisa rampung dan digunakan pada kuartal keempat 2019 demi menampung tingginya permintaan jasa kiriman transaksi e-commerce pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Infrastruktur berteknologi tinggi ini diharapkan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi suatu kawasan.

Mega Hub atau automation cross belt sorter machine adalah mesin sorting center berteknologi tinggi yang mempermudah proses pendistribusian paket. Mesin canggih ini membantu proses sortir dan pengiriman bagi sekitar 6.000 gerai JNE di seluruh Indonesia dan terhubung ke 250 kantor perwakilan di ratusan negara di dunia.

Mega Hub JNE diproyeksikan mampu menangani 1 juta paket per hari secara cepat dan tepat. Kemampuan ini untuk menjawab tantangan peningkatan volume kiriman yang diperkirakan naik 15,29% pada 2019.

Terobosan JNE akan memudahkan pelaku UMKM menjual produknya. Bukan tidak mungkin, pembeli biji mete di Provinsi Aceh bakal menikmati produk petani Sulawesi Tenggara itu hanya dalam waktu satu hari.

Labels: Jasa Pengiriman, JNE, Kurir

Thanks for reading Tiga Faktor Pemicu Keterlambatan Pengiriman Paket jne. Please share this article.

Share:

0 Komentar untuk "Tiga Faktor Pemicu Keterlambatan Pengiriman Paket jne"

- Komentar diluar topik tidak akan ditampilkan.
- Komentar dengan identitas akan lebih dihargai.