PT Pos Indonesia (Posindo) bisa diibaratkan sebagai raksasa yang sedang tidur. Sebagai pemain tertua di bidang logistik di Indonesia, memiliki jaringan terluas hingga ke seluruh pelosok desa dan boleh dikatakan tidak ada satupun warga Indonesia yang tidak mengenal "kantor pos", selama ini PT Pos terkesan ketinggalan kereta oleh pemain swasta dalam bisnis jasa pengiriman.
Namun sebenarnya PT Pos sudah mulai berbenah sejak beberapa waktu terakhir. Mereka tidak lagi berkutat dengan bisnis pos tradisional seperti pengiriman surat, dokumen dan penjualan perangko serta materai, tapi sudah mulai masuk dalam pusaran bisnis online. PT Pos bertekad menjadi pemain utama dalam bisnis pengiriman paket. Maka tak heran PT Pos berani menargetkan pendapatan senilai Rp 5,6 triliun pada 2015 ini, yang berarti naik 30% dibanding tahun sebelumnya.
Inilah sejumlah gebrakan yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh PT Pos dalam rangka ikut terjun menggarap pasar bisnis online yang semakin tumbuh pesat di tanah air.
Salah satu item produk yang tumbuh pesat adalah penjualan pempek Palembang. Sejak mulai diluncurkan pada 2012, bisnis pempek dalam jaringan PT Pos meningkat hingga tiga kali lipat dari 1-2 ton per bulan menjadi 6-7 ton per bulan pada 2015. Rata-rata setiap bulan PT Pos mampu meraup keuntungan dari jasa pengiriman pempek sebesar Rp 120 juta per bulan.
Cara kerjanya adalah barang yang ingin dikembalikan bisa dititipkan ke Posindo, kemudian perusahaan ini akan mengirimkan barang tersebut ke gudang milik Zalora. Sesuai dengan permintaan dari pelanggan, pengembalian akan langsung dikirimkan ke rekening atau rumah pelanggan jika ingin tetap berupa barang. Keseluruhan proses berlangsung selama 7 hari.
Tak hanya dengan Zalora, salah satu toko ritel online Mataharimall.com juga menggandeng PT Pos untuk mengembangkan fitur unggulannya O2O atau Online-to-Offline.
Jaringan O2O memungkinkan pelanggan untuk mengambil, mengembalikan, bahkan membayar barang yang sudah dipesan secara online di lokasi offline, lokasi Pickup&PayCOD atau eLocker.
![]() |
Salah satu aktivitas bongkar muat paket PT Pos (sumber : Merdeka.com) |
Bahkan dibawah Dirut yang baru terpilih, PT Pos menargetkan bisa menjadi perusahan logistik seperti
DHL. Menurut Dirut PT Pos Indonesia, Gilarsi Wahju Setijono, bisnis DHL bisa
mencapai Rp 800 triliun, maka PT Pos menargetkan volume bisnisnya bisa mencapai 10
persen dari volume bisnis DHL. Kalau DHL dari Jerman, PT Pos ingin jadi DHL dari Timur. Untuk itu PT Pos tengah melakukan pembenahan SDM dengan menggelar sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pimpinan PT Pos di daerah. Bahkan untuk meningkatkan kualitas SDM, PT Pos mulai menerapkan sertifikasi bagi karyawannya agar kompetensinya sesuai dengan Standar Kompetensi yang ditentukan oleh kemenaker dan diberlakukan oleh Kemkominfo.
Bisnis PT Pos Indonesia (Posindo) saat ini semakin berkembang, tidak terbatas pada bisnis surat, paket dan jasa keuangan, namun juga mengoptimalkan sumber-sumber bisnis baru seperti logistik, properti dan e-commerce alias bisnis online.
Peluang PT Pos sangat besar untuk tumbuh di pasar bisnis
online Indonesia dengan infrastruktur yang dimilikinya. Berdasarkan hasil survei Proliferasi eCommerce yang dilakukan Kementrian Komunikasi dan Informatika
(Kemenkominfo) di 18 kota, Posindo mempunyai pangsa pasar jasa pengiriman nomer
dua setelah JNE. Dalam survei tersebut, Posindo memiliki pangsa pasar 28%,
sementara JNE sekitar 56%. Namun dengan terus tumbuhnya eCommerce dan infrastruktur
yang dimilikinya, Posindo diprediksi bisa menjadi penguasa pangsa pasar untuk
pengiriman produk eCommerce.
Inilah sejumlah gebrakan yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh PT Pos dalam rangka ikut terjun menggarap pasar bisnis online yang semakin tumbuh pesat di tanah air.
Agenpos
Agenpos adalah konsep pengembangan jaringan melalui
kerjasama kemitraan antara Pos Indonesia dengan perorangan atau badan
usaha dalam rangka memberikan pelayanan pos secara lebih luas kepada masyarakat.
Agenpos melayani Jasa Kurir (dokumen dan barang untuk tujuan
domestik maupun internasional, termasuk menjual Prangko, Benda Filateli, Benda
Konsinyasi/ Meterai) dan Jasa Keuangan (Penerimaan pembayaran berbagai macam
tagihan dan layanan pengiriman uang). Sampai akhir tahun 2015, jumlah Agenpos
telah mencapai 3.600-an di seluruh Indonesia.
POSTShop
POSTshop merupakan konsep terpadu antara penjualan ritel dan
penjualan layanan pos. PT Pos memanfaatkan bagian ruang didalam sebuah
kantorpos untuk digunakan sebagai “toko mini” yang menjual produk mitra dan
layanan pos. Ini adalah bagian revitalisasi properti dan gedung kantor pos yang
rata-rata berada di lingkungan bisnis dan letak yang strategis. Selain itu
banyak ruang kantor pos yang penggunaannya tidak maksimal.
Dengan memanfaatkan ruang dua hal ini PT Pos berharap akan
mendapatkan pemasukan yang lumayan besar. Untuk tahun 2016 misalnya, PT Pos
mentargetkan layanan POSTshop memberikan keuntungan 12 miliar.
Layanan POSTShop ini pertama kali diluncurkan pada September 2012 di
Jakarta dan saat akhir 2015 ini di seluruh Indonesia terdapat 38 POSTshop kemitraan
dan lima POSTshop swakelola. Setiap gerai POSTshop bisa membukukan penjualan sebesar Rp 500 juta/tahun. Padahal target PT Pos adalah membuka 400 POSTshop di seluruh Indonesia. Jadi peluangnya masih sangat besar mengingat PT Pos memiliki 4.067 kantor pos.
Postshop dengan tagline "kirim-kirim-bayar-bayar-belanja" rata-rata buka hingga pukul 22.00 WIB bahkan ada yang mengoperasikan 24 jam. Dengan waktu operasional yang cukup lama, Postshop diharapkan menjadi pilihan masyarakat karena sambil berbelanja kebutuhan sehari-hari layaknya ke minimarket, konsumen bisa mengirim paket, membayar tagihan listrik atau cicilan motor hingga pebisnis online.
Postshop dengan tagline "kirim-kirim-bayar-bayar-belanja" rata-rata buka hingga pukul 22.00 WIB bahkan ada yang mengoperasikan 24 jam. Dengan waktu operasional yang cukup lama, Postshop diharapkan menjadi pilihan masyarakat karena sambil berbelanja kebutuhan sehari-hari layaknya ke minimarket, konsumen bisa mengirim paket, membayar tagihan listrik atau cicilan motor hingga pebisnis online.
Kerja sama dengan investor dilakukan dengan pola bagi hasil,
yaitu persentase hasil penjualan produk dan jasa dikurangi PPN dan dibayar
setiap bulan dengan besaran variatif mulai 1,5 - 10 persen. Semakin tinggi
penjualan, semakin besar pula keuntungan kedua belah pihak. Sedangkan PT
Pos sendiri akan memberikan sharing keuntungan sebesar 20 persen ke perusahaan
mitra kerja atas layanan pos yang diberikan.
Buka Toko Online Galeri Pos
Potensi bisnis online yang sangat besar ikut mendorong PT Pos membuka toko online dengan alamat www.galeripos.com. Memang disitu PT Pos tidak menjual produk secara langsung, namun mengajak merchant untuk memajang produknya di toko online PT Pos. Terhitung lebih dari 100 merchant dengan hampir 200 jenis produk UKM mulai dari aneka makanan, sepatu, tas, buku cerita dan masih banyak lagi telah bergabung. PT Pos hanya menangani masalah pengiriman barangnya.![]() |
Tampilan website Galeripos.com |
Menghadirkan M-Pospay
PT Pos Indonesia akan mendorong penggunaan uang non-tunai
dalam transaksi dengan mengembangkan sistem pembayaran online yang dilakukan
melalui aplikasi Mobile Pospay
(M-Pospay).
M-Pospay
merupakan layanan uang elektronik yang bisa digunakan untuk membayar beberapa
kebutuhan seperti pengiriman di Posindo hingga tagihan listrik secara mobile.
Aplikasi M-Pospay juga dapat dimanfaatkan perusahaan e-commerce untuk
melakukan transaksi jual dan beli dengan lebih mudah.
Diharapkannya, dengan sistem baru ini nantinya pelanggan Pos
Indonesia bisa melakukan penyimpanan dana di epost pay. Layanan baru ini
ditargetkan bisa diluncurkan paling lambat kuartal I 2016 dengan dukungan
belanja modal hingga Rp 500 miliar.
Aktif Menjalin Kemitraan
PT Pos makin aktif dan terbuka menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam mengembangkan lini bisnisnya. Misalnya dengan Zalora Indonesia, Posindo bekerjasama dalam layanan program return produk Zalora. Untuk itu Posindo menyiapkan 2.900 outlet kantor pos di seluruh Indonesia.Cara kerjanya adalah barang yang ingin dikembalikan bisa dititipkan ke Posindo, kemudian perusahaan ini akan mengirimkan barang tersebut ke gudang milik Zalora. Sesuai dengan permintaan dari pelanggan, pengembalian akan langsung dikirimkan ke rekening atau rumah pelanggan jika ingin tetap berupa barang. Keseluruhan proses berlangsung selama 7 hari.
Tak hanya dengan Zalora, salah satu toko ritel online Mataharimall.com juga menggandeng PT Pos untuk mengembangkan fitur unggulannya O2O atau Online-to-Offline.
Jaringan O2O memungkinkan pelanggan untuk mengambil, mengembalikan, bahkan membayar barang yang sudah dipesan secara online di lokasi offline, lokasi Pickup&PayCOD atau eLocker.
Dengan kerjasama ini, nantinya akan ada 199 kantor pos yang
menjadi lokasi baru untuk Pickup&PayCOD bagi pelanggan. Tidak hanya itu, Mataharimall juga menempatkan eLocker di beberapa kantor pos pilihan yang tersebar di 10
lokasi strategis di area Jabodetabek dan Bandung sebagai awalan, dan secara bertahap akan berkembang ke seluruh Indoensia.
Untuk menikmati fasilitas e-locker, konsumen
bisa memilih barang yang mereka beli melalui opsi di laman MatahariMall agar
barang tidak perlu diantar ke rumahnya, tapi ke lokasi e-locker yang
berada di lokasi kantor Pos Strategis. Nantinya, MatahariMall akan mengirimkan
pesan pendek berupa password untuk membuka locker tersebut.
loading...
- Komentar diluar topik tidak akan ditampilkan.
- Komentar dengan identitas akan lebih dihargai.