-->

Batas Toleransi Kelebihan Berat Paket Yang Wajib Diketahui Online Seller


Pada umumnya berat barang atau paket yang dikirim lewat jasa pengiriman dihitung minimal 1 kg. Meskipun berat barang yang dikirim kurang dari 1 kg, katakanlah hanya 700 gram atau bahkan 100 gram sekalipun, tetap dihitung sebagai paket/dokumen dengan berat 1 kg.

Bagaimana kalau berat barang ternyata lebih dari 1 kg? Misalnya 1,1 kg, 1,2 kg, 1,4 kg dan seterusnya. Bagaimana perhitungan untuk paket yang beratnya melebihi 1 kg?

Batas toleransi kelebihan berat paket setiap perusahaan jasa pengiriman berbeda-beda.
Pengetahuan tentang batas toleransi kelebihan berat paket wajib diketahui para online seller,
karena setiap jasa pengiriman memiliki skema pembulatan berat paket yang berbeda.

Batas Toleransi Kelebihan Berat Paket


Berapa kelebihan berat paket yang yang masih bisa dihitung sebagai 1 kg atau dibulatkan ke bawah, dan berapa kelebihan berat yang dibulatkan ke atas? Ini yang dimaksudkan sebagai batas toleransi kelebihan berat paket. Dalam hal ini setiap perusahaan kurir memiliki kebijakan yang berbeda mengenai skema pembulatan berat paket.

Ada yang memberi batasan toleransi kelebihan berat paket 0,3 kg, 0,2 kg bahkan sampai 0,49 kg! Namun ada juga jasa pengiriman yang tidak memberikan toleransi kelebihan berat. Berikut skema pembulatan berat paket dengan batas toleransi kelebihan berat tertentu dari beberapa jasa pengiriman yang populer di marketplace.

Batas Toleransi Kelebihan Berat Paket JNE, J&T & SiCepat


Skema pembulatan berat paket yang banyak dipakai perusahaan jasa pengiriman adalah 0,3 kg. Artinya batas toleransi berat paket yang melebihi 1 kg maksimal adalah 300 gram (0,3kg).

Suatu paket yang beratnya kurang atau sama dengan 1,3 kg akan dibulatkan ke bawah menjadi 1 kg. Sebaliknya paket yang beratnya lebih dari 1,3 kg, misalnya 1,4 kg, maka akan dibulatkan keatas dan dihitung dengan berat 2 kg.

Batas toleransi dengan kelebihan berat 0,3 kg ini dianut oleh antara lain JNE Express, J&T Express dan SiCepat.

Skema pembulatan berat paket dengan toleransi kelebihan berat 0,3 kg. (via Tokopedia.com)


Batas Toleransi Kelebihan Berat Paket TIKI


Mirip dengan sebelumnya, tapi ada sedikit perbedaan, TIKI hanya memberikan batas toleransi kelebihan berat paket sebesar 0,29 kg atau 290 gram.

Artinya untuk berat paket setelah ditimbang adalah 1,29 kg, maka dibulatkan ke bawah menjadi 1 kg. Tapi jika berat paket tersebut 1,3 kg, maka dibulatkan ke atas menjadi 2 kg. Jadi selisih 10 gram saja lebih berat, ongkos kirimnya sudah beda.

Skema pembulatan berat paket TIKI dengan toleransi kelebihan berat 0,29 kg (via Tokopedia.com) 

Batas Toleransi Kelebihan Berat Paket Pos Indonesia


Dibandingkan kompetitornya, PT Pos Indonesia hanya memberikan toleransi kelebihan berat paket sebesar 0,2 kg atau 200 gram.

Jadi jika mengirim paket lewat Pos, berat paket sampai 1,2 kg alias 1200 gram, paket tersebut dihitung seberat 1 kg. Namun jika lebih 1 gram saja, yaitu 1201 gram (1,201 kg), sudah dihitung 2 kg.




Skema pembulatan berat paket Pos dengan toleransi kelebihan berat 0,2 kg (via Tokopedia.com) 


Toleransi Kelebihan Berat Paket Lion Parcel


Dari semua jasa pengiriman, boleh jadi Lion Parcel juaranya dalam hal toleransi berat paket. Betapa tidak, perusahaan kurir yang berada dalam grup Lion Air ini memiliki kebijakan pembulatan berat paket dengan memberikan toleransi kelebihan berat paket hingga hampir setengah kilogram, tepatnya 499 gram.

Jadi kalau kamu kirim paket lewat Lion Parcel hingga 1499 gram (1,499 kg), beratnya masih dihitung 1 kg, sedangkan jika berat paket mencapai 1,5 kg baru dihitung 2 kg. Benar-benar mantap!

#update
Per 2020 ada perubahan penghitungan berat paket Lion Parcel. Jika semula paket dengan berat hingga 1.499 kg dihitung 1 kg, maka saat ini toleransi kelebihan berat paket Lion Parcel menjadi 0.3 kg. Jadi paket dengan berat hingga 1.3 kg dihitung 1 kg, selebihnya sudah dihitung 2 kg.


Toleransi Kelebihan Berat Paket Wahana


Dari sekian jasa pengiriman, Wahana satu-satunya yang tidak memberikan toleransi kelebihan berat paket. Jadi berat minimal paket adalah 1 kg. Jika terjadi kelebihan berat paket, walaupun hanya 10 gram misalnya (1010 gram atau 1,01 kg), paket tersebut dihitung 2 kg. Kebijakan ini bisa jadi dikarenakan tarif yang ditetapkan Wahana sudah tergolong murah.


Baca Juga:


Toleransi Kelebihan Berat Paket SAP Express


Jasa pengiriman SAP Express ini merupakan satu-satunya perusahaan kurir yang sudah menjual sahamnya ke masyarakat alias go public hingga tahun 2020 ini. 

Jasa kurir yang populer dengan jargon "Jagonya COD" ini memiliki rate berat pengiriman yang terbilang tinggi. Yaitu paket dengan berat aktual hingga 1.39 Kg, masih dihitung 1 kg. 

Dengan toleransi berat hingga 0.39 kg membuat SAP Express saat ini menjadi jasa pengiriman Indonesia dengan toleransi berat paket aktual tertinggi diantara pengiriman lain. Hal ini karena Lion Parcel yang sebelumnya paling tinggi toleransi kelebihan berat paket hingga 0.49 kg, sekarang turun tinggal 0.3 kg.

Rate berat pengiriman SAP Express via Instagram.com

Skema Volumetrik


Perlu diketahui, penentuan berat paket tidak hanya ditentukan berdasarkan berat riilnya, tapi juga melihat atau mempertimbangkan ukuran dimensi paket (volumetrik). Mana yang lebih besar, itu yang digunakan.

Misalnya berat riil paket setelah ditimbang adalah 0,9 kg, atau dibulatkan 1 kg. Tapi jika diukur secara volumetrik, hasilnya adalah : panjang paket 40 cm, lebar 20 cm, tinggi 15 cm. Hasilnya adalah 2 kg.

Rumus volumetrik yang lazim digunakan jasa pengiriman adalah : Panjang x Lebar x Tinggi : 6000.

Dengan demikian untuk paket tersebut yang digunakan adalah tarif volumetrik, yaitu berat paket dihitung 2 kg. Karena itu ketika mengirimkan paket, sebaiknya menggunakan kardus yang ukurannya sesuai dengan ukuran dan bentuk barang, sehingga terhindari dari pengenaan tarif volumetrik.

Bagaimana Pelaksanaannya?

Coba kita buktikan, benarkah skema pembulatan berat paket tersebut berjalan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Saya ambil salah satu contoh dengan simulasi pada jasa pengiriman Pos Indonesia dan J&T Express. 

Pada simulasi pertama, dimisalkan kita kirim paket seberat 1200 gram (1,2 kg) dari Surabaya ke Jakarta. Hasilnya, untuk paket Kilat Khusus ongkos kirimnya Rp 15 ribu dan untuk paket Express ongkirnya Rp 30.500.

Berat paket Pos 1200 gram (1,2 kg) dihitung 1 kg.

Kemudian pada simulasi kedua, kita masukkan berat paket 1201 gram (1.201 kg) untuk tujuan yang sama. Hasilnya, ongkos kirim paket kilat khusus menjadi Rp 30 ribu, dan paket express menjadi Rp 61 ribu. Dengan kata lain, dengan kelebihan berat 1 gram, ongkos kirim menjadi dua kali lipat atau dihitung 2 kg.

ongkos kirim paket lewat Pos
Berat paket Pos 1201 gram ongkirnya dihitung menjadi 2 kg.

Lalu untuk simulasi penghitungan berat paket berikutnya kita memasukkan unsur volumetrik untuk melihat apakah ukuran paket mempengaruhi perhitungan ongkos kirim.

Misalkan kita akan mengirimkan 2 paket dengan berat riil 20 kg dari Surabaya ke Jakarta lewat J&T Express. Paket 1 berat 20 kg dengan ukuran volumetrik panjang 40 cm x lebar 40 cm x tinggi 40 cm, sedangkan paket 2 dengan berat 20 kg dengan ukuran volumetrik 50 cm x 50 cm x 50 cm.

Hasilnya, paket 1 dikenakan ongkos kirim Rp 300 kg, sedangkan paket 2 dengan ukuran paket yang lebih besar meskipun beratnya sama, dikenakan ongkos kirim Rp 315 ribu. Lebih mahal 15 ribu.

Perbandingan tarif J&T Express untuk berat paket 20 kg dengan kota pengiriman dan tujuan sama,
 paket dengan ukuran packing lebih besar dikenakan tarif volumetrik 


Jadi sesuai dengan hasil simulasi tadi, bisa disimpulkan bahwa skema pembulatan berat paket dengan batas toleransi kelebihan berat tertentu sesuai yang telah ditetapkan perusahaan jasa pengiriman, benar diterapkan dan terbukti berpengaruh terhadap penghitungan ongkos kirim.

Namun dalam praktek riil di lapangan, hasilnya bisa berbeda. Ada sebagian agen yang sangat disiplin menerapkan ketentuan perusahaannya, namun ada juga agen yang bisa bersikap luwes. Artinya jika ada kelebihan berat paket melebihi toleransi yang ditetapkan perusahaannya, asal tidak signifikan, bisa dimaafkan. 

Misalnya maksimal toleransi paket 1,3 kg untuk berat 1 kg. Lalu ada pengirim paket dengan berat 1,32 kg atau 1320 gram, biasanya kelebihan 20 gram masih ditoleransi. Kecuali kelebihannya mencapai 100 gram, masalahnya jadi lain.

Karena itu langkah yang bijak bagi pengirim paket, khususnya mereka yang bergelut dalam bisnis online, sebaiknya bisa memperhitungkan berat barang yang akan dikirim secara tepat, antara berat netto barang dengan berat pembungkusnya. 

Packing paket memang harus baik agar barang didalamnya aman, namun jika packingnya berlebihan sehingga mempengaruhi berat paket, dan membuat perhitungan ongkos kirim jadi salah, ini tentu merugikan sendiri. 

Selain wajib memahami tentang batas toleransi kelebihan berat paket dari setiap jasa pengiriman, ada baiknya online seller memiliki timbangan digital, sehingga penghitungan berat riil paket lebih teliti daripada menggunakan timbangan analog. 

Dari sejumlah jasa pengiriman terdapat variasi dalam hal penghitungan batas toleransi kelebihan berat paket, mulai dari 0,2 kg hingga terbesar 0,499 kg. Meskipun ada juga jasa pengiriman yang tidak memberikan toleransi kelebihan berat barang.

Labels: Jasa Pengiriman, Ongkos kirim

Thanks for reading Batas Toleransi Kelebihan Berat Paket Yang Wajib Diketahui Online Seller. Please share this article.

Share:

2 Komentar untuk "Batas Toleransi Kelebihan Berat Paket Yang Wajib Diketahui Online Seller"

untuk pengiriman jasa paket wahana .... pengiriman 4,005 tetap dinaikkan jadi 5 kg.
masa iya sih tdk ada toleransi hanya 5 gram
ini hanya ingin mencurahkan isi hati saja, mau dibongkar lagi deuuhhh, dusnya dikelilingi oleh lakban .
coba untuk pake wahana pertimbangkan lagi kebijakannya

Admin apakah ada contact atau email yang dapat dihubungin ?
mau membicarakan terkait bisnis logistik lebih lanjut, untuk infonya mohon email ke saya andhikahaosana@gmail.com . Terima kasih

- Komentar diluar topik tidak akan ditampilkan.
- Komentar dengan identitas akan lebih dihargai.