-->

Ini Alasannya Mengapa Jangan Kirim Paket Seminggu Sebelum Lebaran


Kalau Anda akan mengirim paket atau berencana membeli barang secara online, jangan lakukan pada Minggu terakhir menjelang hari lebaran. Tapi sebaiknya lakukan jauh hari sebelumnya, atau selambatnya 2 minggu sebelum lebaran.

Mengapa?

Alasannya agar paket tersebut bisa sampai di alamat tujuan sebelum lebaran, bukan sesudahnya! Begitu juga jika kamu membeli sesuatu secara online, pastinya berharap bisa menerimanya segera mungkin dan menggunakannya saat lebaran, bukan?

Kiriman paket selama meningkat tajam menjelang lebaran.
Tumpukan paket menjelang lebaran di salah satu kantor pos Jakarta (via Tempo.co)

Nah, momen selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri merupakan peak season atau masa panen raya bagi usaha jasa pengiriman. Hal ini sudah berlangsung sejak awal puasa sampai beberapa hari sebelum Lebaran. Biasanya tiga hari (H-3) sebelum lebaran, jasa pengiriman sudah tutup atau tidak menerima paket kiriman lagi.

Selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, trafik dan volume paket yang dikirim masyarakat meningkat signifikan dibandingkan hari-hari biasanya. Pola ini rutin terjadi setiap tahun seiring dengan kecenderungan naiknya pola konsumsi masyarakat selama masa tersebut. Hal tersebut semakin terasa gregetnya setelah era e-commerce sejak beberapa tahun terakhir.

Peningkatan omset selama Ramadhan dinikmati semua agen jasa pengiriman, termasuk JNE. Bahkan Presiden Direktur JNE, M Feriadi memperkirakan jumlah pengiriman pada high season tahun ini mencapai lebih dari 30 persen dibandingkan kondisi normal.

Jika pada hari biasa JNE rata-rata menangani kiriman paket 16 juta kiriman per bulan, berarti jumlah paket yang ditangani JNE selama Ramadhan bertambah sekitar 5 juta paket.

Jenis paket yang dikirimkan didominasi jenis pakaian dan makanan yang menjadi komoditi bagi para UKM atau pelaku e-commerce.

Seperti dirilis Tribunnews (2/6/2017), untuk mengantisipasi lonjakan kiriman paket, JNE menambah sebanyak 15 ribu lebih SDM dari sekitar 40 ribu personil yang saat ini ada di seluruh jaringannya di Indonesia. JNE juga menambah armada kendaraan, yakni dari 7000 lebih armada menjadi 8.500 unit lebih atau bertambah lebih dari 1500 unit kendaraan dengan tipe mulai dari mobil, truk berukuran kecil sampai besar, dan lainnya.

Bahkan JNE juga menyiapkan pesawat cargo khusus untuk mengantisipasi lonjakan kiriman paket. Termasuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dan booking space, baik dengan airlines maupun pengelola angkutan laut serta darat.

Langkah-langkah antisipasi perlu dilakukan, bukan hanya terkait penuhnya jadwal penerbangan dan padatnya lalu lintas darat maupun laut.

Namun juga antisipasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan cuaca seperti gelombang laut yang tinggi sehingga wilayah Indonesia bagian timur tidak dapat dicapai melalui jalur laut, dan yang lainnya.

Meskipun persiapan luar biasa telah dilakukan perusahaan jasa pengiriman dalam menghadapi lonjakan kiriman paket yang signifikan dalam waktu yang singkat selama momen lebaran, tidak berarti semuanya bisa berjalan mulus.

Pihak perusahaan pengiriman hanya bisa mempercepat proses pengiriman paket sampai ke kota tujuan, namun persoalan sebenarnya dirasakan oleh kurir yang bertugas mengantar paket sampai ke alamat tujuan.

Proses pengantaran paket ke alamat tidak bisa bersifat massal seperti saat mengirimkan paket dari kota asal menuju kota tujuan, tetapi harus dilakukan satu per satu alamat oleh kurir.

Perusahaan bisa menambah tenaga kerja untuk membantu mempercepat proses administrasi dan sortir paket sesuai kota tujuan, atau menambah armada pengiriman agar semua paket terakomodir. Selebihnya, setelah paket tiba di kota tujuan, para kurir akan mendistribusikan paket-paket tersebut satu per satu ke alamat tujuan.

Paket overload.
Gunungan paket di sebuah perusahaan jasa pengiriman ini "dijual" di lapak salah seorang seller Bukalapak 
dengan nama "JNE OVERLOAD", mungkin dia tengah menyindir kinerja si perusahaan atau juga menyadarkan 
si pembeli agar maklum jika barang yang dibelinya tidak kunjung tiba 
(via  https://www.bukalapak.com/p/rumah-tangga/home-stuff/2uqcnj-jual-jne-overload)

Di kota tujuan ini akan terjadi penumpukan paket yang antri menunggu giliran diantarkan para kurir. Jumlah dan volume paket yang datang dengan tenaga kurir yang tersedia tidak memungkinkan proses pengantaran berjalan lancar. Bisa dibayangkan paket-paket tersebut seperti barang yang terhambat leher botol yang kecil, mengeluarkannya (mengantar sampai tujuan) harus satu-satu dan sabar.

Dengan jumlah kedatangan paket yang meningkat drastis setiap harinya, keterlambatan pengantaran di tingkat kurir hampir tak mungkin dihindari dan ini bisa membuat paket tertahan lama di kantor cabang/perwakilan dan tertunda pengirimannya selama berhari-hari bahkan lebih seminggu. Paket yang datang di hari-hari akhir menjelang lebaran bisa dipastikan baru terantar setelah lebaran usai. Kurir juga ingin berlebaran kan?

Menambah jumlah kurir tidak semudah menambah jumlah tenaga administrasi, karena menyangkut kepercayaan atas paket yang dibawa dan penguasaan wilayah yang tidak mudah bagi orang awam yang tidak biasa bekerja di lapangan. Mencari dan menemukan banyak alamat bukan hal mudah lo, bisa dicoba kalau tidak percaya.

Alih-alih mempercepat distribusi, bisa-bisa malah paket nyasar ke orang yang tidak berhak atau dijahili sang kurir dadakan. Kalau sudah begini, yang bakal terjadi si pengirim dan si penerima paket akan berteriak kencang : mana paketku...mana paketku, yang disertai caci-maki. Kesal, marah dan merasa dirugikan tanpa mau tahu persoalan yang dialami sang kurir.

Mau cara aman kirim paket selama Ramadhan, tipsnya hanya dua :
- Kirim paket sesegera mungkin, setidaknya 2 minggu sebelum Lebaran.
- Jika tidak mungkin, kirim setelah Lebaran.

Labels: Kurir

Thanks for reading Ini Alasannya Mengapa Jangan Kirim Paket Seminggu Sebelum Lebaran. Please share this article.

Share:

4 Komentar untuk "Ini Alasannya Mengapa Jangan Kirim Paket Seminggu Sebelum Lebaran"

Paket saya udah dikirim tanggal 30 Mei (2 minggu sebelum lebaran), tapi sampai sekarang belum sampai.
Padahal sudah sampai Denpasar tapi belum juga diantar ke alamat. Apa mulai tanggal 11 Juni pengantaran paket libur sampai tanggal 20 Juni?

Apakah pengiriman paket tadipagi sudah berjalan?? Mohon di jawab .. Terimakasih

Dalam situasi menjelang libur lebaran, semua pengantaran mengalami keterlambatan. Shg kita sbg konsumen tidak ada salahnya mengalah dg mengambil sendiri paket di cabang setempat. Secara umum hari ini hari terakhir kerja sblm libur lebaran, kecuali J&T yg tidak ada libur baik kantor maupun kurirnya.

Ya, mestinya ditanyakan ke kantor agen tempat mengirimkan barang, atau ditracking via online.

- Komentar diluar topik tidak akan ditampilkan.
- Komentar dengan identitas akan lebih dihargai.