-->

Pasar logistik Nasional Menyamai APBN 2015, Fakta Bisnis Logistik Telah Menjadi Primadona Negeri Ini


Bisnis logistik atau pengiriman barang di tanah air semakin moncer dengan kian berkembangnya bisnis online. Pada saat ini keberadaan belanja jarak jauh ini memberikan angin segar bagi perusahaan jasa pengiriman barang. Pertumbuhan bisnis logistik ini tidak hanya dinikmati pelaku di kota-kota besar, melainkan merata di seluruh daerah, karena pemain bisnis online sekarang tersebar baik di kota besar maupun di daerah. Sehingga kebutuhan akan jasa pengirimanan ini mencakup seluruh Indonesia. Tak pelak, berkembangnya bisnis online shop membuka peluang besar yang sangat menjanjikan bagi perusahaan jasa pengiriman
Peluang bisnis ekspedisi, logistik, kurir, cargo atau jasa pengiriman barang.
Bisnis logistik kian moncer (sumber : Shrichetanyaenterprises.com)
Pasar logistik Indonesia tahun 2015 ini disinyalir akan menembus angka Rp 2.100 triliun atau tumbuh 14-14,7 persen dibandingkan tahun lalu. Sebagai perbandingan, angka sebesar itu menyamai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, yaitu Rp 2.039,5 triliun. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Express, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Syarifuddin, potensi sebenarnya lebih dari kisaran 14 persen, jika sistem logistik nasional (sislognas) sudah mendukung.

"Pasar logistik Indonesia adalah yang terbesar di ASEAN. Makanya, dalam era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), bukan hanya ASEAN yang melirik Indonesia, tapi juga global. Dengan ekonomi Indonesia sekarang, logistik pun sudah jadi primadona dan potensinya menyamai APBN," ujarnya (26/1) sebagaimana dimuat portal Beritasatu.com.

Syarifuddin optimistis jika infrastruktur dan regulasi mendukung, maka industri logistik akan menopang pertumbuhan ekonomi lebih besar lagi. "Untuk wilayah Timur belum semua tergali, di sana besar, tapi transportasinya kurang mendukung. Jadi, pembenahan infrastruktur itu mutlak, peraturan pemerintah juga jangan tumpang tindih dan jangan menyulitkan dunia usaha, lalu kebijakan di pusat dan daerah tak berbenturan," ungkapnya.

Di sisi lain, Asperindo juga menghadapi persaingan tidak sehat dari perusahaan logistik ilegal yang menawarkan selisih tarif lebih rendah hingga 25%, sehingga berpengaruh terhadap target pencapaian pendapatan perusahan legal yang bergerak di jasa ini. Di Jawa Timur saja terdapat sekitar 70% perusahaan yang belum menjadi anggota Asperindo dan tidak memiliki izin. Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Budi Paryanto, keberadaan perusahaan jasa logistik ilegal ini berhasil mencuri pangsa pasar sekitar 60%.

Meskipun demikian, mengingat besarnya pasar bisnis logistik ini membuat perusahaan penyedia jasa pengirimanan nasional berani menargetkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Salah satunya JNE. Pada tahun 2014 JNE berhasil membukukan pendapatan Rp 2,5 triliun, sedangkan pada tahun 2015 perusahaan itu menargetkan peningkatan pendapatan yang cukup sebesar, yaitu sebesar Rp 3,9 triliun.

JNE sangat serius menggarap pasar e-commerce, hal ini dibuktikan dengan keberhasilan menjalin kerja sama dengan hampir semua toko online raksasa di Indonesia, sehingga bisa menjadi kurir resmi mereka. Rata-rata JNE melayani pengiriman sembilan juta paket per bulan. Dengan dukungan 5 ribu hub dan 16 ribu pegawai, rata-rata JNE melayani pengiriman 9 juta paket per bulan, hal ini membuat mereka menjadi penyedia jasa kurir logistik terbesar di Indonesia. Mereka pun menyiapkan Rp 300 miliar sebagai dana belanja modal yang akan digunakan untuk meningkatkan sistem teknologi informasi dan fasilitas logistik lain. Targetnya adalah memperbesar kapasitas pengiriman paket hingga 4 kali lipat (Tempo.co).

Selain itu, dengan investasi Rp 1,5 triliun, JNE sedang meningkatkan kapabilitas berupa penambahan infrastruktur penunjang logistic, berupa pembangunan dan perluasan hub atau pos-pos logistik seluas 2.000 meter hingga 5.000 meter untuk konektivitas antar daerah yang saat ini sudah ada seperti di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Khusus di Jawa, JNE berencana membangun terminal logistik besar untuk truk di Karawang seluas 20.000 meter.

"Potensi bisnis logistik Indonesia sangat besar, hal ini terlihat dari pertumbuhannya yang mencapai 14,7 persen di tahun 2014 dan mengalami peningkatan lebih dari Rp 100 triliun per tahunnya dalam 3 tahun terakhir. Namun, pelaku usaha di bidang ini masih sedikit. Dari total Rp 1.400 triliun pada tahun 2011, hanya Rp 287,4 triliun yang berhasil digarap perusahaan logistik di Indonesia. Artinya, masih ada Rp 1.112,6 triliun yang memiliki peluang untuk digarap," ungkap Managing Director JNE Johari Zein seraya menambahkan, omzet penjualan nasional JNE mampu tumbuh 40 persen secara berturut-turut selama empat tahun terakhir ini.

Di daerah, realisasi biaya dari jasa pengiriman logistik melalui Jawa Tengah sepanjang tahun 2014 mencapai Rp 800 miliar. Untuk meningkatkan pengiriman logistik pada tahun 2015 ini Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia (Asperindo) menargetkan pertumbuhan dapat mencapai 15%.

Ketua DPW Asperindo Jawa Tengah, Tony Winarno mengatakan, capaian realisasi tersebut dipicu karena perkembangan bisnis online di Indonesia. Keberadaan belanja jarak jauh ini memberikan angin segar bagi perusahaan jasa pengiriman. Sedangkan pada sisi bisnis, permintaan produk bisa mencakup seluruh Indonesia. ”Maka itu, online shop merupakan peluang besar bagi perusahaan jasa pengiriman,” ungkapnya.

Adapun, online shop yang menggunakan perusahaan jasa pengiriman terdiri dari dua jenis. Pertama, online shop yang berupa perusahaan dengan manajemen terstruktur dan jumlah pengiriman tinggi. Kedua, online shop yang masih dikelola secara pribadi.

Tony menjelaskan, online shop berupa perusahaan mengambil kontribusi hingga 70%. Sedangkan sisanya 30%, online shop yang dikelola pribadi. Keduanya, memasarkan baik melalui website ataupun media sosial seperti Instagram dan Facebook.
”Bisnis online ini berkembang pesat, untuk perusahaan online yang cukup besar di Jakarta, dalam sehari saja bisa mengirim hingga 90 ribu paket, dengan biaya per pengiriman berkisar antara 0,75 Euro,” katanya.

Sejumlah upaya dilakukan untuk menggenjot target tersebut, diantaranya dengan memacu para perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman untuk memperbarui informasi seputar kemajuan teknologi. ”Usaha ini berkaitan dengan teknologi dan ketepatan waktu. Artinya jangan sampai ketinggalan kedua-duanya,” tuturnya.

Disamping itu, imbuh dia, Asperindo juga mendorong pelaku-pelaku usaha yang masih bersifat konvensional untuk mulai memasarkan produk-produknya secara online. Dengan demikian pasar mereka akan lebih besar (Suaramerdeka.com).

Mengingat besarnya pertumbuhan bisnis logistik ini, tidak heran lantas mengundang pemain-pemain baru untuk berlomba masuk ke ceruk yang masih sangat menjanjikan. Menurut Ketua Umum Asosiasi Logistik Nasional Zaldi Masita, setidaknya tiap tahun ada 20-30 perusahaan logistik baru di Indonesia. Misalnya saja, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk yang menyiapkan dana hingga US$ 150 juta untuk investasi di bisnis barunya, yakni logistik di tahun 2015 ini. Saat ini, tercatat ada 5.000 perusahaan yang bergerak di bidang logistik. Di mana, 250 di antaranya merupakan perusahaan asing. 

Peluang bisnis logistik ini akan terus bergulir sejalan dengan menggeliatnya bisnis online oleh masyarakat Indonesia. Dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia yang pada tahun 2015 mencapai 150 juta jiwa, atau sekitar 59% dari total penduduk Indonesia, online shoppingsudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat urban dewasa ini.

Sebagaimana dilaporkan Swa, berdasarkan Online Shopping Outlook 2015 yang dikeluarkan Brand Marketing Institute (BMI) Research, peluang pertumbuhan pasar belanja online masih sangat besar seiring meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia.

“Alasannya adalah karena dengan melakukan belanja online, buyer tidak hanya bisa menghemat waktu, melainkan mereka juga bisa mendapatkan opsi terbaik dalam berbelanja,” ungkap Yoanita Shinta Devi, Head of BMI Research. Dan pada gilirannya bisnis logistik pun semakin moncer. 

Labels: Peluang Usaha

Thanks for reading Pasar logistik Nasional Menyamai APBN 2015, Fakta Bisnis Logistik Telah Menjadi Primadona Negeri Ini. Please share this article.

Share:

1 Komentar untuk "Pasar logistik Nasional Menyamai APBN 2015, Fakta Bisnis Logistik Telah Menjadi Primadona Negeri Ini"

JOIN JCC CARGO: Banyak bonus + rewardsnya bit.ly/bukajcc

- Komentar diluar topik tidak akan ditampilkan.
- Komentar dengan identitas akan lebih dihargai.